Berita Berau Terkini

Disnakertrans Antisipatif Permasalahan Pengangguran di Berau dengan Pelatihan Kerja dan Job Fair

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Berau mengalami peningkatan pada tahun 2024

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
PENGANGGURAN DI BERAU - Para pencari kerja mengikuti job fair. Diklaim Disnakertrans Berau bahwa pengangguran meningkat di tahun 2024. (TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Berau mengalami peningkatan pada tahun 2024.

Berdasarkan data yang disampaikan Bupati Berau Sri Juniarsih, angka pengangguran tahun ini mencapai 5,15 persen, naik 0,20 persen dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 4,95 persen.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Pasalnya, pembangunan di sektor ketenagakerjaan menjadi prioritas dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan usaha yang layak bagi masyarakat, demi kehidupan yang lebih manusiawi.

Baca juga: Berau Jadi Pilot Project Penerapan Siskeudesling, Transparansi Pengelolaan Keuangan Dana Kampung

Kemudian, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari, menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan pengangguran.

Salah satunya melalui pelatihan kerja, pembukaan job fair, serta penyebaran informasi mengenai lowongan kerja yang tersedia di berbagai sektor.

“Masalah pengangguran ini multifaktor. Tapi yang paling dominan adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di sejumlah perusahaan, khususnya di sektor pertambangan. Selain itu, peningkatan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (21/4/2025).

Dikatakannya, sejumlah perusahaan tambang yang sebelumnya menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja kini mulai mengurangi aktivitasnya.

Bahkan, ada perusahaan yang menutup operasional karena proyeknya telah selesai atau tidak lagi potensial. Hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah pengangguran.

“PHK memang cukup besar dari sektor tambang. Tapi, kami juga melihat tren meningkatnya lulusan sekolah, baik SMA maupun SMK, yang langsung masuk ke pasar kerja. Di sisi lain, peluang kerja yang tersedia belum seimbang,” tambahnya.

Zulkifli menyebut, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, tidak hanya bagi Disnakertrans, melainkan juga dunia pendidikan dan sektor swasta. Pihaknya terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah kejuruan agar kurikulum yang diajarkan bisa selaras dengan kebutuhan dunia kerja.

“Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Berau. Kami dorong agar mereka terus membuka peluang kerja serta melakukan pelatihan kepada masyarakat lokal, sehingga bisa diserap sebagai tenaga kerja siap pakai,” ujarnya.

Terkait upaya Pemkab dalam membuka akses kerja, Zulkifli menegaskan bahwa pihaknya akan kembali menggelar job fair pada November mendatang. Dalam kegiatan serupa tahun lalu, tercatat sekitar 500 lowongan kerja ditawarkan dari berbagai sektor, mulai dari pertambangan, perkebunan, hingga jasa keuangan.

“Harapannya tahun ini jumlahnya bisa bertambah. Job fair menjadi salah satu langkah efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membuka lowongan,” tuturnya.

Ditanya soal nasib pekerja tambang yang terkena PHK, Zulkifli menyebut bahwa sebagian besar masih berada dalam usia produktif dan memiliki keterampilan. Mereka masih memiliki peluang untuk direkrut oleh perusahaan lain yang membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi serupa.

“Yang penting mereka punya skill. Kita terus dorong pelatihan-pelatihan, baik bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) luar daerah maupun pelatihan berbasis kewirausahaan untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved