Berita Nasional Terkini

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun untuk Tambal Defisit APBN 2025

Pemerintah tarik utang baru Rp 250 triliun untuk tambal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU
PEMERINTAH TAMBAH UTANG - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (25/1/2025). Pemerintah menarik utang baru sebesar Rp 250 triliun sepanjang kuartal I 2025.Dana ini digunakan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU) 

TRIBUNKALTIM.CO – Pemerintah tarik utang baru Rp 250 triliun untuk tambal defisit APBN 2025.

Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 menyebabkan pemerintah kembali menarik utang baru.

Sepanjang kuartal I 2025, pemerintah sudah menarik utang baru sebesar Rp 250 triliun.

Baca juga: IHSG Anjlok, Defisit APBN dan Rupiah Melemah Jadi Sorotan, Dasco Pastikan Sri Mulyani Tak Mundur

Dana ini digunakan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, angka itu setara 40,6 persen dari total target pembiayaan APBN 2025 yang mencapai Rp 775,9 triliun.

“Realisasi pembiayaan tetap sesuai yang direncanakan atau on track, yaitu mencapai Rp 250 triliun atau 40,6 persen dari target,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025).

Realisasi pembiayaan terdiri dari pembiayaan utang sebesar Rp 270,4 triliun atau 34,8 persen dari target.

Sementara pembiayaan non-utang tercatat negatif Rp 20,4 triliun.

Pembiayaan utang didominasi Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 282,6 triliun.

Sedangkan pinjaman (neto) tercatat minus Rp 12,3 triliun.

“Pembiayaan utang senantiasa dilaksanakan secara hati-hati dan terukur dengan memperhatikan outlook defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta mencermati dinamika pasar keuangan dan menjaga keseimbangan antara biaya dan risiko utang,” jelas Sri Mulyani.

Defisit Terkendali, Pajak Meningkat

Kinerja APBN selama kuartal I dinilai masih sehat.

Defisit anggaran tetap terjaga di level aman, yaitu Rp 104,2 triliun atau 0,43 persen dari PDB. Keseimbangan primer surplus Rp 17,5 triliun.

Posisi kas juga mencatat surplus Rp 145,8 triliun dalam bentuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved