Berita Kukar Terkini
Imbas Curah Hujan di Hulu Kukar Kaltim, Tenggarong Terdampak Banjir
Intesitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di wilayah hulu seperti kecamatan Kembang Janggut dan Tabang, Kukar, Kalimantan Timur
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Intesitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di wilayah hulu seperti kecamatan Kembang Janggut dan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur.
Kini, genangan air itu mulai menjalar ke wilayah hilir Kukar, Provinsi Kalimantan Timur.
Pantauan TribunKaltim.co, luapan air tampak menggenangi sejumlah titik di kecamatan Tenggarong. Mulai dari Jalan Wolter Monginsidi, hingga daerah Timbau.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kukar, Edi Haryadi mengatakan kesiapsiagaan harus ditingkatkan di wilayah yang terdampak banjir.
Baca juga: Mitigasi TPS Rawan Banjir di Kukar, Logistik PSU Pilkada Diangkut via Jalur Darat dan Air
Baik dari hulu, maupun hilir Kota Raja.
"Curah hujan di wilayah hulu masih tergolong cukup tinggi. Sungai Belayan sudah mengalami kenaikan permukaan air yang berimplikasi ke daerah hilir, termasuk Tenggarong. Kami harus siaga penuh, seluruh aparat, relawan, dan masyarakat untuk siaga," ujarnya, Selasa (29/4/2025).
Pihaknya tengah mengantisipasi situasi yang dapat berkembang menjadi darurat dengan menyiapkan langkah konkret.
Dengan menyiagakan seluruh aparatur pemerintah kecamatan yang bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan lokal dalam kesiapsiagaan banjir.
Baca juga: Atasi Banjir di Kukar, Dinas PU Bakal Normalisasi Anak Sungai Tenggarong
Selanjutnya mendirikan posko kecamatan sebagai pusat komando dan layanan informasi banjir di setiap wilayah terdampak, meningkatkan koordinasi dan pelaporan situasi lapangan secara faktual untuk mempercepat respons.
"Kami juga menyiapkan sarana prasarana dan tempat pengungsian yang layak apabila evakuasi massal diperlukan," ucapnya.

Debit Air Turun Naik
Edi mengatakan, sikap kesiapsiagaan ini diusung lantaran dikhawatirkan debit air Sungai Mahakam akan turut naik.
Sehingga mitigasi bencana bukan hanya persoalan air, melainkan juga menjaga keselamatan jiwa dan kesehatan lingkungan.
BPBD Kukar menegaskan komitmennya untuk selalu hadir menjadi garda depan, beriringan dengan kolaborasi dari masyarakat.
"Kita harus membangun budaya sadar bencana. Siaga bukan berarti panik, siaga berarti siap dengan informasi, siap dengan rencana evakuasi, dan siap saling membantu," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.