Berita Nasional Terkini

Siswa Nakal Dikirim ke Barak Program Dedi Mulyadi akan Jadi Program Nasional, Pengamat Beri Dukungan

Siswa nakal dikirim ke barak kebijakan Dedi Mulyadi akan jadi program nasional, pengamat pendidikan beri dukungan.

|
Kompas.com/Faqih Rohman Syafei
SISWA MASUK BARAK - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi usai kegiatan Hari Pendidikan Nasional di Rindam III Siliwangi, Jalan Menado, Kota Bandung, Jumat (2/5/2025). Siswa nakal dikirim ke barak kebijakan Dedi Mulyadi akan jadi program nasional, pengamat pendidikan beri dukungan.(Kompas.com/Faqih Rohman Syafei) 

“Saya juga mendapat info bahwa para siswa yang didatangkan ke barak militer mendapat pendidikan seputar bela negara, wawasan kebangsaan, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), kedisiplinan, anti-narkoba, pendidikan keagamaan, dan lain-lain,” sambungnya.

Satria menilai bahwa beberapa hal tersebut mungkin tidak diajarkan di sekolah mereka masing-masing, apalagi di rumah dan lingkungannya.

SISWA MASUK BARAK - Puluhan siswa SMP di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berjalan menuju barak militer di markas Yonif Raider 300 Cianjur, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025) untuk menjalani pendidikan karakter selama dua pekan.(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
SISWA MASUK BARAK - Puluhan siswa SMP di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berjalan menuju barak militer di markas Yonif Raider 300 Cianjur, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025) untuk menjalani pendidikan karakter selama dua pekan.(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN) (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Dia berharap agar pihak yang mengkritik atau tidak setuju dengan hal tersebut, bisa datang ke barak militer secara langsung untuk menilai apa yang dilakukan di sana.

“Dengan demikian, mereka bisa menilai sendiri seperti apa pola pendidikan yang mereka kritik dan mereka mungkin bisa memberi masukan yang berharga untuk membuat program ini menjadi lebih efektif dan bisa dijadikan contoh secara nasional,” ungkapnya.

“Intinya, marilah kita berhenti dari sikap skeptis, sinis, dan curiga serta mulai bersikap kolaboratif demi anak-anak bangsa yang sudah tidak bisa lagi ditangani oleh sekolah dan orangtua mereka selama ini,” imbuhnya. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Kirim Siswa Bermasalah ke Sekolah Militer, Mulai 2 Mei 2025, Barak Sudah Disiapkan

Bukan hukuman, tapi bentuk pengakuan

Senada, pengamat pendidikan Ina Liem juga mendukung program pengiriman siswa nakal ke barak militer.

Dia memandang bahwa kebijakan tersebut sebagai intervensi tepat sasaran, khususnya bagi anak-anak yang selama ini tersisih dari sistem pendidikan konvensional.

“Banyak dari mereka yang dicap ‘nakal’ sebenarnya bukan bermasalah secara moral, melainkan kehilangan ruang untuk merasa berhasil, baik di sekolah maupun di rumah. Ini bukan soal disiplin semata, tapi soal memberi mereka ‘sense of achievement’,” ujar Ina kepada Kompas.com, Rabu. 

Menurut dia, pendidikan reguler sering gagal dalam membangun hal tersebut, terlebih adanya kebijakan “teaching to the test” yang akan dikembalikan oleh Kemendikdasmen saat ini.

Kebijakan tersebut yakni di mana keberhasilan siswa diukur semata-mata dari skor, bukan dari kompetensi nyata atau integritas personal. 

Baca juga: 39 Siswa di Jawa Barat Masuk Barak, Dedi Mulyadi: Sekarang yang Agak Ganas-ganas Itu Usia SMP

“Hanya anak-anak yang berprestasi dalam tes yang mendapat 'bintang',” tutur Ina.

Meski begitu, ucapnya, narasi kebijakan barak militer ini juga perlu diperbaiki.

Penekanannya bahwa pengiriman siswa itu bukan sebagai hukuman, melainkan bentuk pengakuan dan harapan. 

Selain itu, perlu dipastikan bahwa pendekatan ini tetap menjunjung hak-hak anak dan tidak menjadi ruang kekerasan. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved