Berita Kaltim Terkini
Jalan Poros Samarinda–Balikpapan di Km 28 Desa Batuah Kukar Kembali Bergerak, Warga: Sudah Miring
Kerusakan Jalan poros Samarinda–Balikpapan tepatnya di kilometer (km) 28 RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar semakin parah
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA – Jalan poros Samarinda–Balikpapan tepatnya di kilometer (km) 28 RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kian mengkhawatirkan.
Warga setempat yang tak ingin disebutkan namanya, mengirimkan sebuah video memperlihatkan tanah kembali bergerak hingga nampak miring.
“Hati–hati yang melintas di km 28, miring betul ini. Kalau di handphone tidak terlalu jelas, tetapi ini miring,” ungkapnya dalam video yang dikirim Kamis (15/5/2025).
Dalam video lainnya, warga lain memperlihatkan situasi kemacetan panjang di jalur tersebut.
Kendaraan berat, bus karyawan tambang, mobil pribadi hingga kendaraan roda dua tampak dalam antrian.
Baca juga: Tanah Bergerak di Desa Batuah Kukar, 11 Rumah Rusak dan Jalan Poros Amblas
“Jadi ini kondisi jalan poros Samarinda–Balikpapan, macet panjang,” sebutnya.
Diketahui, peristiwa pertama tanah bergerak atau longsor terjadi Kamis (24/4/2025) lalu.
Terdapat 11 rumah warga dan 1 bangunan masjid terdampak cukup parah akibat pergerakan tanah di sekitar Kilometer 28 jalan poros Samarinda–Balikpapan tersebut.
Tanah bergerak atau tanah longsor yang melanda Desa Batuah km 28 ini juga terus ditangani agar tetap bisa fungsional.
Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJN Wil 1 Kaltim, R. Bagus. S, saat dihubungi membenarkan terkait adanya pergerakan tanah kembali di lokasi yang sama terjadi April 2025 lalu.
“Ya (ada pergerakan tanah) tadi sudah ditimbun kembali (dengan tanah), longsor lagi dan perlu penyelidikan pada tanah untuk melihat penyebab runtuh (menurun), sementara bencana alam,” ungkapnya malam ini.
Ia juga menekankan terkait pemberian rambu–rambu lalu lintas dan pemberitahuan di sekitar jalan tang mengalami pergerakan tanah atau longsor.
Pihak BBPJN juga akan melakukan mitigasi agar bisa menangani ruas jalan penghubung Samarinda–Balikpapan dan beberapa desa yang masuk wilayah Kukar ini secara permanen.
“Diusahakan fungsional dulu (jalan poros ini), menunggu desain penanganan dari perencana dan alokasi dana,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Penyebab pasti longsor ini masih menjadi tanda tanya. Namun, sejumlah warga menduga aktivitas hauling batu bara dan pengeboran sumur bor di kawasan sekitar menjadi faktor pemicu.
Pasalnya, getaran dan perubahan kontur tanah akibat aktivitas tersebut dirasakan cukup kuat oleh warga dalam beberapa waktu terakhir.
Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, membenarkan adanya kekhawatiran masyarakat tersebut. Ia menyatakan bahwa untuk menghindari spekulasi dan memastikan kebenaran penyebab longsor, pihak desa telah meminta bantuan dari kalangan akademisi.
"Untuk memastikan penyebab longsor, sudah ada Tim Geofisika dari Universitas Mulawarman (Unmul) yang akan melakukan kajian mendalam terhadap kondisi tanah di lokasi terdampak," ujar Abdul Rasyid, Selasa (29/4/2025).
Menurutnya, tim teknis dari Unmul sudah berada di lapangan dan telah memasang sejumlah alat pemantau pergerakan tanah.
Mereka akan melakukan pengukuran intensif dalam satu hingga dua hari ke depan untuk mendapatkan data akurat.
"Jadi tadi sudah ada tim dari Unmul. Mereka memasang alat untuk mendeteksi pergerakan tanah dan menentukan kondisi geologis wilayah ini. Kita tunggu hasilnya dalam waktu dekat," jelas Rasyid.
Selain menunggu hasil kajian, pihak pemerintah desa bersama warga juga telah berupaya melakukan langkah-langkah mitigasi sementara. Warga yang rumahnya terancam roboh telah diarahkan untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Baca juga: Jalan Poros Samarinda–Balikpapan di Desa Batuah Km 28 Longsor, Masjid dan Rumah Warga Terdampak
"Untuk relokasi warga, sebenarnya sudah kami usulkan sejak awal. Bahkan sebelumnya, kami sempat mengusulkan agar diberikan bantuan biaya sewa rumah bagi warga yang bersedia pindah sementara ke tempat kos," kata Abdul Rasyid.
Namun, saat itu warga lebih memilih untuk tetap tinggal di sekitar lokasi, hanya meminta agar disediakan tenda di depan rumah mereka.
"Kami sebenarnya mempertimbangkan keselamatan warga, karena jika mereka tetap tinggal di area rawan dan terjadi runtuhan, resikonya sangat besar," ucapnya.
Menurut Abdul Rasyid, pemindahan ke lokasi yang lebih aman menjadi hal yang penting, karena kalau hanya berpindah ke depan rumah, tidak menyelesaikan dari ancaman bahaya. (*)
Platform Jenjang Diluncurkan di Kaltim, Petakan Potensi Siswa Menuju Generasi Emas 2045 |
![]() |
---|
Daftar Luasan Mangrove di Kalimantan Timur dan yang Terdeforestasi, Wagub Seno Aji Ungkap Tantangan |
![]() |
---|
Pangdam VI/Mulawarman dan Kajati Kaltim Teken Kerjasama Pengamanan dalam Penegakkan Hukum |
![]() |
---|
Politikus Golkar Kaltim Bantah Munaslub, Salehuddin: Kami Manut ke DPP |
![]() |
---|
5 Daerah Penghasil Kangkung Terbanyak di Kalimantan Timur, Balikpapan Ada di Posisi Teratas! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.