Berita Nasional Terkini

Pramono Anung hingga Ahmad Luthfi, Gubernur Pulau Jawa Ini Ogah Ikuti Sekolah Militer Dedi Mulyadi

Tiga gubernur di Pulau Jawa ini ogah ikuti cara Dedi Mulyadi yang mengirim siswa nakal ke barak militer

|
Editor: Heriani AM
KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH
PENDIDIKAN MILITER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sedang bercakap dengan siswa asal Sumedang yang lebih suka ngurus kuda dari pada sekolah di Barak Militer Markas Kodim 0610/Sumedang, Jumat (9/5/2025). (KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH) 

Mulanya, Luthfi mempersilakan saja Dedi Mulyadi yang memiliki wacana tersebut.

Namun, dia enggan menerapkan hal serupa di Jateng.

Sebab, anak-anak di bawah umur bisa ditindak dengan dikembalikan ke orangtuanya.

Sedangkan yang sudah di atas umur, akan dipidana.

"Kalau anak di bawah umur, kita kembalikan ke orangtuanya. Kalau anak-anak sudah di atas umur, melakukan tindak pidananya, kita sidik tuntas terkait dengan tindak pidananya," ujar Luthfi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Senada dengan Luthfi, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menegaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak akan menerapkan penegakan disiplin anak-anak nakal dengan dikirim ke barak militer. 

Menurutnya, kedisiplinan wajib diterapkan namun tidak harus dilakukan dengan memasukkan pelajar ke barak militer.

"Nggak lah, kita kan ada aturannya, kita bukan negara yang siap perang kok. Kita sudah tahu kedisplinan itu wajib. Di Jawa Tengah punya sekolah yang bekerja sama dengan militer dan mereka dilatih di sekolah," beber Taj Yasin di Semarang, Kamis, 15 Mei 2025.

Taj Yasin menegaskan paling utama bagi pelajar adalah ketertiban, kedisiplinan, dan paham bahwa usia mereka untuk belajar. 

Dikatakannya, setiap daerah memiliki permasalahan sendiri-sendiri yang tidak sama satu sama lain. Jawa Tengah, mempunyai keakraban yang berbeda dengan masyarakat Jawa Timur atau pun Jawa Barat. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Ungkap Fokus Utamanya Usai Insiden Ledakan Amunisi di Garut yang Tewaskan Warga Sipil

Khofifah

Gubernur Jatim Khofifah mengatakan, tidak setuju jika melabeli anak dengan sebutan nakal.

“Ojo membanding-bandingkan rek, wes toh (jangan membanding-bandingkan, sudahlah). Ya Allah, saya itu sangat tidak setuju kalau mereka disebut anak nakal,” tegas Gubernur Khofifah saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (15/5/2025), dikutip dari TribunJatim. 

Khofifah bahkan menegaskan, tidak ada anak nakal.

Ia juga memiliki cara tersendiri dalam memaknai terminologi kata nakal.

“Saya selalu bilang ‘N-akal’ adalah akal yang tidak terhingga. Sampean (kamu) kan tahu kita Jatim punya sekolah-sekolah taruna untuk memberi pendidikan karakter,” kata Khofifah

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved