Berita Nasional Terkini

IHSG Anjlok di Awal Juni dan Rupiah Melemah di Angka 16.300-an, Imbas Tarif Trump?

Senin (2/6/2025) pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diketahui melemah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kontan/Cheppy A. Muchlis
IHSG JUNI ANJLOK - Ilustrasi. Memasuki awal Juni 2025, IHSG anjlok dan nilai tukar Rupiah kini melemah di angka 16.300-an dan tertekan di pasar spot. Lantas, apakah hal tersebut juga dipengaruhi oleh adanya tarif Trump? (Kontan/Cheppy A. Muchlis) 

TRIBUNKALTIM.CO - Senin (2/6/2025) pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diketahui melemah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Memasuki awal Juni 2025, IHSG anjlok dan nilai tukar Rupiah kini melemah di angka 16.300-an dan tertekan di pasar spot.

Lantas, apakah lemahnya IHSG dan menurunnya nilai tukar Rupiah merupakan imbas dari tarif yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump?

Berdasarkan data RTI, IHSG turun ke posisi 7.124 pada pukul 09.02 WIB. Angka itu merosot 51,59 poin atau 0,72 persen dibanding penutupan sebelumnya di level 7.175,81.

Sebanyak 175 saham menguat, 232 saham melemah, dan 212 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 2,24 triliun dengan volume 1,71 miliar saham.

Baca juga: Sempat Anjlok, Kepala Wilayah Kaltimtara BEI Sebut IHSG Kembali Rebound 5,07 Persen

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat mengambil sikap hati-hati dalam menetapkan kebijakan moneter.

Adapun ketidakpastian dinilai masih tinggi, terutama karena berkaitan dengan kebijakan perdagangan, fiskal, regulasi serta imigrasi.

Dari dalam negeri, investor asing mencatat pembelian bersih saham dan surat utang negara selama Mei. Hal ini terjadi seiring penguatan Rupiah yang mencatat performa terbaik dalam delapan bulan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, pembelian asing di pasar saham mencapai Rp 5,5 triliun.

Sementara di pasar surat berharga negara atau SBN, dana asing masuk sebesar Rp 24,35 triliun. Total investasi asing selama Mei mencapai Rp 30 triliun.

Secara teknikal, Pilarmas Investindo memproyeksikan IHSG akan melemah terbatas. Area support dan resistance diperkirakan berada di level 7.160–7.330.

Mengutip dari Kompas.com, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyebut IHSG masih berpeluang melanjutkan tren naik menuju 7.261 jika mampu bertahan di atas 7.219.

Namun, bila IHSG jatuh di bawah 7.143, indeks bisa menguji level support 7.109.

Menurut Ivan, level support IHSG berada di 7.143, 7.109, 7.055, dan 7.009. Sementara resistance ada di 7.261, 7.345, dan 7.444. Indikator MACD menunjukkan sinyal netral.

Mayoritas bursa Asia juga melemah. Strait Times turun 0,16 persen ke 3.888,30. Shanghai Composite stagnan di level 3.347,48. Nikkei anjlok 1,40 persen ke 37.432, dan Hang Seng melemah 2,39 persen ke 22.733,27.

Rupiah Melemah, Efek Tarif Trump?

Menurut para pengamat, tarif dari Donald Trump diperkirakan bisa mendorong inflasi naik tajam tahun 2025. Kondisi ini berisiko meningkatkan tingkat pengangguran.

Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan.

Bloomberg mencatat, Rupiah berada di level Rp16.329 per dolar AS pada pukul 09.09 WIB.

Baca juga: Terjawab Pasar Saham Buka Kapan, Cek Jadwal BEI dan Info Terkini IHSG Imbas Tarif Imbal-Balik Trump

Angka tersebut turun 2,52 poin atau 0,02 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.326,5 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memberikan pandangannya terkait keadaan ini.

Lukman menyebut, pasar kini kembali diliputi dengan sentimen negatif. 

Situasi ini dipicu oleh ancaman Trump untuk menaikkan tarif hingga 50 persen terhadap impor baja dan aluminium. 

Meskipun kebijakan tarif dinyatakan tidak sah oleh pengadilan, proses banding yang dikabulkan membuka ruang kelanjutan kebijakan tersebut.

Baca juga: Soal IHSG Anjlok, Prabowo: Harga Saham Boleh Naik Turun, Asalkan Pangan Aman Negara Aman

Ia memperkirakan bahwa Rupiah masih berpeluang menguat. Tetapi, data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang masih kontraksi bisa membatasi penguatan.

Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.250–Rp16.400 per dolar AS. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IHSG Merosot di Awal Juni, Kurs Rupiah Melemah ke 16.300-an"

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved