Berita Samarinda Terkini
Jelang Idul Adha DPTPH Kaltim Pantau Harga dan Pasokan Pangan di Samarinda dan Balikpapan
Menjelang Idul Adha, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kembali menggelar pemantauan stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kembali menggelar pemantauan stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok di wilayah Samarinda dan Balikpapan.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang bertujuan menjaga agar kebutuhan pokok masyarakat tetap tersedia dengan harga yang wajar dan stabil selama masa-masa permintaan tinggi.
Amaylia Dina Widyastuti, Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, menyampaikan bahwa kegiatan pengawasan pangan ini memang sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap menjelang HBKN.
Baca juga: Disdikbud Samarinda Tegaskan Semua Sekolah Baik, Warga Diminta Tak Paksakan Pilih Sekolah Favorit
"Pengawasan itu biasa kita lakukan itu menjelang HBKN, Hari Besar Keagamaan Nasional. Biasanya itu sebelum Idul Fitri atau sebelum puasa gitu ya. Terus kemudian ini kan menjelang Idul Adha. Terus kemudian nanti juga ada di Natal dan Tahun Baru gitu."ucapnya Senin (2/6/2025)
Ia menjelaskan, pengawasan tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok dan meninjau harga pasar agar tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu tinggi.
Moment-moment besar keagamaan seringkali menjadi waktu dimana kebutuhan pangan meningkat signifikan, sehingga pengawasan yang ketat diperlukan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.
Kegiatan pemantauan kali ini akan dilakukan di dua kota besar, yaitu Samarinda dan Balikpapan, yang dikenal sebagai sentra distribusi pangan di Kalimantan Timur.
Di Samarinda, pemantauan dijadwalkan pada hari Selasa, 3 Juni 2025, dengan lokasi peninjauan meliputi Pasar Segiri, Pasar Merdeka, Lotte Mart, Hypemart Bingmall, serta gudang Bulog di Karang Asam Ulu.
Sementara itu, di Balikpapan, pemantauan akan berlangsung pada Rabu, 4 Juni 2025. Lokasi yang akan dikunjungi antara lain Pasar Pandan Sari, Pasar Klandasan, Hypemart Plaza Balikpapan, gudang Bulog Klandasan Ilir, dan Lotte Mart Balikpapan.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan titik-titik strategis yang menjadi pusat distribusi dan transaksi pangan pokok di wilayah masing-masing.
"Jadi kegiatan ini biasa kita lakukan itu dengan tim gitu ya, tim perangkat daerah di lingkup pemerintah provinsi, juga instansi vertikal gitu ya, kita melibatkan semua sektor untuk di dalam pemantauan dan pengawasan."tuturnya
Menurut Amaylia, pengawasan ini melibatkan berbagai instansi terkait secara terpadu agar hasilnya dapat lebih komprehensif. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berpartisipasi antara lain Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindakop), Dinas Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perkebunan.
Keterlibatan berbagai pihak ini memastikan pemantauan tidak hanya pada aspek harga dan ketersediaan, tetapi juga terkait keamanan pangan.
Menjelang hari besar, biasanya terjadi kenaikan harga bahan pangan pokok. Oleh karena itu, pemantauan harga dilakukan untuk melihat apakah kenaikan tersebut masih dalam batas wajar atau sudah mulai membahayakan kestabilan ekonomi masyarakat.
Amaylia menjelaskan bahwa hasil pemantauan ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi para pimpinan dalam mengambil kebijakan.
"Biasanya kalau menjelang HBKN itu ada kenaikan gitu ya apakah itu kenaikan masih bisa kita dalam batas yang wajar atau itu sudah terlalu tinggi nanti yang akan menyebabkan inflasi jadi dengan hasil pemantauan ini itu akan menjadi dasar untuk kebijakan para pimpinan gitu."tambahnya
Jika kenaikan harga dianggap terlalu tinggi dan berpotensi menyebabkan inflasi, pemerintah akan mempertimbangkan berbagai langkah strategis seperti menggelar operasi pasar atau melaksanakan gerakan pangan murah untuk meringankan beban masyarakat.
"Apakah nanti kalau misalkan terlalu tinggi kita harus melakukan apakah itu nanti ada operasi pasar atau ada kegiatan gerakan pangan murah gitu ya."ucapnya
Selain memantau harga dan ketersediaan, aspek keamanan pangan juga menjadi fokus utama pengawasan. Amaylia menuturkan bahwa beberapa lembaga seperti Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD), Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM), serta Dinas Kesehatan turut dilibatkan dalam proses pemantauan keamanan pangan agar produk yang beredar di masyarakat benar-benar aman dikonsumsi.
"Dari keamanan pangannya juga. Jadi keamanan pangan kita ada dari OKKPD, Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah. Terus kemudian dari Balai POM, terus kemudian dari Dinas Kesehatan."ujarnya
Untuk ketersediaan pasokan pangan, Amaylia menyebutkan bahwa pihaknya rutin melakukan pengecekan stok bahan pokok melalui tim enumerator yang bekerja sama dengan Dinas Pangan, Dinas Perindakop, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut data terbaru, stok pangan pokok saat ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama HBKN.
"Kita mau memantau apakah stok itu cukup kalau di minggu lalu sih dari hasil pemantauan. Kan kita punya enumerator ya di Dinas Pangan maupun di Dinas Perindak dan juga BPS kan punya enumerator untuk pemantauan harga pangan dan pasokan. Itu sih cukup."ucapnya
Amaylia menegaskan bahwa pemantauan saat ini difokuskan pada dua kota besar karena kedua wilayah tersebut merupakan sentra utama distribusi pangan di Kalimantan Timur. Hasil dari pemantauan di Samarinda dan Balikpapan pun digunakan sebagai acuan untuk daerah lain di provinsi ini.
Untuk hasil evaluasi pemantauan sebelumnya, Amaylia mengungkapkan bahwa setelah kunjungan lapangan dilakukan, tim akan menggelar rapat evaluasi untuk menyusun berita acara yang mencatat temuan-temuan di lapangan serta rekomendasi tindakan selanjutnya.
"Biasanya setelah kita melakukan kunjungan lapangan untuk pemantauan dan pengawasan itu, kita nanti akan rapat lagi untuk membuat berita acara dari apa yang telah kita lakukan. Apakah ada temuan atau bagaimana untuk bisa diambil tindakan selanjutnya."tambahnya
Ia memberikan contoh temuan pada Idul Fitri lalu, seperti berkurangnya volume minyak dan beras dalam kemasan yang beredar, adanya kemasan yang penyok masih dijual, serta buah yang sudah mulai busuk tapi tetap dipajang dan dijual di pasar. Hal ini tentu menjadi perhatian serius yang harus segera ditindaklanjuti agar kualitas pangan tetap terjaga.
Kalau soal hambatan distribusi pangan, Amaylia menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kendala berarti dalam pengiriman bahan pangan dari daerah produsen ke Kalimantan Timur.
"Kalau sejauh ini sih untuk distribusi dari daerah produsen ke kita, ke sini kayaknya tidak ada masalah."pungkasnya (*)
DPRD Kaltim Gagal Mediasi Tunggakan Gaji Eks Karyawan RSHD, Kasus Siap Masuk Jalur Hukum |
![]() |
---|
Kurir Sabu 44 Kg Ditangkap Polisi di Pelabuhan Pare-pare, Pelaku Ngaku Berasal dari Samarinda |
![]() |
---|
Ratusan Paket Barang Haram Masuk Samarinda, Pakai Modus Alamat Fiktif |
![]() |
---|
Jadwal Peresmian Sekolah Terpadu Samarinda, jadi Rujukan Pendidikan |
![]() |
---|
Dinkes Samarinda Andalkan Tenaga Ahli Gizi di 26 Puskesmas untuk Dampingi Pengawasan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.