Frustrasi Tak Kunjung Diangkat Jadi PPPK, Dua Relawan Damkar di Berau Nekat Bakar Rumah

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Dua relawan pemadam kebakaran di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, nekat melakukan aksi ekstrem demi ambisi pribadi.

Didorong rasa frustasi karena tak kunjung diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), mereka membakar rumah warga dan berpura-pura menjadi pahlawan yang memadamkan api.

Kedua pelaku, berinisial MR dan ER, diamankan oleh Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Berau setelah penyelidikan intensif terhadap kebakaran yang terjadi di Jalan Andika dan Jalan Milono, Kecamatan Tanjung Redeb.

Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Jodi Rahman, menyatakan bahwa motif utama dari aksi ini adalah keinginan pelaku untuk mendapatkan perhatian dari instansi terkait dan harapan agar diangkat sebagai PPPK.

Baca juga: Viral! Video Detik-Detik Kebakaran Hebat di Sumber Rejo Balikpapan, Damkar Lakukan Pemadaman

“Kedua pelaku ini menyusun rencana dengan harapan agar mereka mendapat perhatian dari instansi terkait. Mereka mengira, jika bisa menunjukkan aksi heroik dalam penanggulangan kebakaran, maka peluang mereka untuk diangkat sebagai PPPK akan lebih besar,” ungkap AKP Jodi Rahman, Kamis (5/6/2025).

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), terungkap bahwa ER menyiram bahan bakar ke rumah target, sementara MR membantunya dalam proses eksekusi.

Setelah api menyala besar, keduanya beraksi seolah-olah sebagai relawan yang sedang menanggulangi kebakaran.

Namun aksi mereka tak berhenti sampai di situ.

Baca juga: Dampak Kebakaran di Sumber Rejo Balikpapan, Petugas Tarik Lebih Panjang Selang Damkar

Dari penyidikan lanjutan, polisi menemukan bahwa mereka juga memanfaatkan situasi kebakaran untuk mencuri barang-barang berharga dari rumah yang mereka bakar sendiri.

“Motifnya ganda: rasa sakit hati karena tak kunjung diangkat menjadi P3K dan niat mencuri membuat kasus ini menjadi lebih kompleks dan menyedihkan,” jelas Jodi.

Pihak kepolisian sangat menyayangkan tindakan tersebut yang dianggap sebagai kejahatan berat, karena membahayakan nyawa serta harta benda masyarakat.

“Kami sangat menyayangkan motif di balik kejahatan ini. Ini bukan hanya soal ambisi yang salah arah, tapi sudah masuk dalam tindakan kriminal berat yang membahayakan nyawa dan harta benda warga,” tegasnya. (*)