Berita Nasional Terkini
Ramai di Medsos, Kader PSI sebut Jokowi Sudah Memenuhi Syarat sebagai Nabi, Jhon Sitorus: Hati-hati
Ramai di medsos, kader PSI sebut Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai nabi. Pegiat Media Sosial, Jhon Sitorus mengingatkan agar berhati-hati
TRIBUNKALTIM.CO - Ramai di medsos, kader PSI Dedy Nur Palakka menyebut Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai Nabi
Tulisan Dedy Nur Palakka ini segera menjadi sorotan di medsos, hingga pegiat media sosial, Jhon Sitorus mengingatkan agar berhat-hati dan tak asal bicara karena kecintaan yang berlebihan terhadap Jokowi.
Hingga kemudian kader PSI, Deddy Nur Palakka dan Jhon Sitorus saling beradu pendapat di medsos usai tulisan soal Jokowi ini.
Pernyataan kader PSI, Dedy Nur Palakka di akun X yang menyebut Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai nabi ditanggapi pegiat media sosial, Jhon Sitorus.
Baca juga: Jokowi Disiapkan Karpet Merah, Sinyal jadi Ketua Umum PSI Makin Menguat
"Hati-hati kalau bicara soal Nabi bro @DedynurPalakka. Jokowi jadi Nabi umat agama mana yang kau maksud? Harus diperjelas agar tidak menimbulkan polemik.
Saya tau semangat anda begitu membabi buta mencintai Jokowi," ungkapnya membalas pernyataan dari Dedy seperti dikutip dari akun X, Selasa (10/6/2025).
Jhon menganggap, pernyataan dari Dedy terlalu berlebihan
"Tetapi menyebut Jokowi sudah "memenuhi syarat sebagai nabi" itu berlebihan," ungkapnya
Menurut Jhon, defenisi Nabi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menyampaikan pesan dari Tuhan kepada manusia
"Pertama, jika anda mengatakan Jokowi memenuhi syarat sebagai Nabi, maka itu artinya Jokowi menerima wahyu dari Tuhan secara langsung. Dikau harus bisa buktikan itu agar tidak jadi polemik."
"Kedua, memiliki sifat kenabian. Sifat kenabian seperti apa yang engkau maksud? 10 tahun Jokowi jadi presiden RI, tidak ada 1 pun manusia yang mengatakan Jokowi memiliki sifat kenabian, kecuali anda sendiri. Maka saya tanya, Nabi umat agama mana yang anda maksud? Itu harus jelas," tandas Jhon
Dedy kemudian menimpali pertanyaan dari Jhon
Menurut Dedy, tidak ada yang berlebihan dari pernyataannya yang menganggap Jokowi memenuhi unsur sebagai seorang nabi
"Ngga ada yang berlebihan dalam ruang idea bro @jhonsitorus_19. Kalau saya menulis bahwa Jhon juga bisa jadi nabi baru apa yang saya langgar, ini pikiran bebas saya saja.
Cuman reaksi Jhon dkk ternyata lumayan bersemangat, jadi mari kita lanjutkan narasi ini sampai benar-benar kejadian," katanya
Sebelumnya, Dedy menuliskan bahwa Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai seorang nabi saat membalas komentar miring warganet yang menyindir kedekatan Jokowi dengan rakyat
"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat.
Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," tulisnya
Pernyataan Dedy tersebut menjadi perhatian luas warganet
Dedy dianggap berlebihan dalam memberikan pujian kepada Jokowi
Dia kemudian membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.
Menurutnya, tidak semua penyebutan "nabi" berarti secara literal menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam Islam atau Kristen.
Dia juga tak sepakat dengan persepsi bahwa seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan
"Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia.
Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik," ujarnya
Dia pun merasa pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan
"Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran. Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat.
Dulu orang menganggap Nelson Mandela pengacau, sebelum akhirnya disebut pembawa cahaya rekonsiliasi.
Mahatma Gandhi dulu dianggap aneh dengan strategi ahimsa, sebelum dunia menyebutnya nabi tanpa senjata.
Sifat kenabian tidak harus selalu disematkan oleh massa. Kadang, satu orang yang mampu menjaga integritas, sabar dalam difitnah, tidak membalas kebencian dengan kebencian, dan tetap memimpin dengan ketenangan, jauh lebih mencerminkan karakter kenabian daripada mereka yang sibuk mengaku-ngaku “paling religius.”
Jadi, kalaupun hanya satu orang yang mengatakan Jokowi punya sifat kenabian, itu sah sebagai penilaian pribadi yang berbasis pada nilai-nilai etis, bukan klaim wahyu literal."
Alasan Jokowi tak mempan diserang isu apapun
Belum lama ini, Dedy Nur Palakka meyakini berbagai upaya untuk menjatuhkan nama baik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, tak akan berhasil.
Sambil mengunggah foto Jokowi, dia menyebut bahwa sosok itu telah mengajar kuat di pikiran rakyat Indonesia
"Tokoh politik dalam gambar ini sulit dijatuhkan karena ia telah mengakar dalam realitas dan pikiran rakyat Indonesia," tulisnya dikutip Warta Kota dari akun X, Senin (19/5/2025).
Dia menyebut, berbagai isu yang diembuskan untuk merusak nama baik Jokowi selama ini, tak pernah mempan
"Maka tak heran jika selama ini segala jenis isu yang datang silih berganti tak mempan," kata dia
Dedy juga memuji Jokowi sebagai tokoh yang membawa pengaruh politik baru di Indonesia.
"Selain karena pengaruh politiknya yang sudah tertanam kuat, ia juga telah menjadi semacam simbol politik baru," imbuhnya
Penilaian terhadap Jokowi tersebut, menurut Dedy Nur, bukan sekadar asumsi pribadinya saja
Dia mengaku telah mendapatkan informasi akurat mengenai sepak terjang Jokowi
"Ini cerita yang saya kira publik banyak tidak tau dan saya langsung dapat ceritanya bukan dari A 1 tapi jauh melampaui A 1."
"Inilah mengapa sampai saat ini saya sangat tertarik mengikuti perjalanan politik beliau, bagi saya yang di lakukan Jokowi adalah semacam "laku hidup" atau aktivitas hidup yang otentik, ia tidak terpengaruh sama sekali dengan kesilauaan kekuasaan, ia hanya ingin berbagi pengalaman hidup langsung bersama rakyat," katanya
Di sisi lain, dia juga meyakini Jokowi adalah sosok spesial yang sedang menjalankan misi khusus untuk Indonesia
"Atau kalau dalam pendekatan spiritual, beliau ini sedang menjalankan misi khusus untuk Indonesia. Sayang sekali kita seringkali memang buta dalam membaca pergerakan zaman," kata dia
Dedy pun berharap, Jokowi nantinya bisa terpilih jadi ketua umum PSI
"Karena itu, jika kelak beliau benar-benar menjadi Ketua Umum @psi_id maka sebuah gaya berpolitik baru akan lahir dengan penuh semangat: politik blusukan bareng warga," tandasnya
Respons Jokowi soal Jadi Ketua Umum PSI
Jokowi sendiri masih mempertimbangkan peluangnya untuk bisa terpilih sebagai ketua PSI apabila dia mencalonkan diri
“Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah,” ungkapnya saat ditemui di Ayam Goreng Kartini, Rabu (14/5/2025).
Diketahui pendaftaran calon ketua umum tersebut mulai dibuka 13-31 Mei 2025.
Sementara itu konsep 'one man one vote' bakal digunakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat melakukan pemilihan ketua umum (ketum) dalam Kongres Nasional pertama mereka di Kota Solo, pada Juli 2025 mendatang.
Jokowi masih ingin mempertimbangkan untuk mendaftar dalam beberapa hari ke depan.
“Belum. Kan masih panjang. Sampai Juni seingat saya masih Juni,” terangnya.
Jika ia maju, maka dimungkinkan akan bersaing dengan putranya sendiri yang merupakan petahana, Kaesang Pangarep.
Namun, ia justru merasa jika maju maka kandidat lain akan mundur teratur.
“Ya nggak tahu (bersaing dengan Kaesang). Kalau saya mendaftar, yang lain tidak mendaftar mungkin,” ungkapnya.
Ia sendiri belum bisa menjelaskan sebesar apa peluangnya menjadi Ketua Umum PSI. Menurutnya, dengan sistem satu orang satu suara memiliki tantangan tersendiri.
“Ya belum tahu (peluangnya seperti apa). Yang saya tahu katanya mau pakai e-voting. One man, one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ,” jelasnya.
Baca juga: Alasan Jokowi Enggan Jadi Ketua Umum PPP, Ayah Kaesang sebut Ingin di PSI Saja
(*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.