Berita Internasional Terkini
Antisipasi Jika Gugur dalam Perang Iran-Israel, Khamenei Siapkan 3 Calon Pengganti dari Ulama Senior
Antisipasi jika gugur dalam perang Iran-Israel, Ayatollah Ali Khamenei siapkan 3 calon pengganti dari ulama senior.
TRIBUNKALTIM.CO – Antisipasi jika gugur dalam perang Iran-Israel, Ayatollah Ali Khamenei siapkan 3 calon pengganti dari ulama senior.
Perang Israel-Iran makin memanas.
Apalagi, Amerika Serikat pun sudah ikut campur memborbardir Iran.
Di tengah serangan besar-besaran Israel dan kekhawatiran akan upaya pembunuhan terhadap dirinya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei segera menunjuk tiga calon penggantinya untuk mengantisipasi jika ia gugur di medan perang.
Baca juga: Amerika Serikat Ikut Serang Iran, Donald Trump Umumkan Pasukannya Sukses Bom 3 Fasilitas Nuklir
Langkah ini terungkap dari keterangan tiga pejabat Iran kepada The New York Times yang mengetahui rencana darurat perang negara tersebut.
Menurut mereka, Khamenei yang kini berusia 86 tahun telah menetapkan tiga ulama senior sebagai kandidat penerus kekuasaan tertinggi di Iran.
“Prioritas utama adalah menjaga keberlangsungan negara,” kata Vali Nasr, pakar Iran dan profesor hubungan internasional di Universitas Johns Hopkins.
Langkah antisipatif dalam bunker
Dilansir dari The New York Times, Minggu (21/6/2025), Khamenei dilaporkan berlindung di sebuah bunker rahasia dan menghentikan komunikasi elektronik demi menghindari pelacakan.
Bahkan, sebagian besar komunikasi dengan para komandan militernya dilakukan melalui perantara yang dipercaya.
Ia juga telah menyusun rantai komando baru untuk mengantisipasi kemungkinan lebih banyak perwira tinggi Iran menjadi korban serangan Israel.
Sejak Israel melancarkan serangan kejutan pekan lalu, ibu kota Teheran dihantam lebih hebat dibandingkan masa perang delapan tahun melawan Irak.
Beberapa pejabat Iran juga mengeklaim bahwa kerusakan yang ditimbulkan Israel dalam hitungan hari, lebih parah dari serangan Saddam Hussein selama hampir satu dekade.
Iran pun segera bangkit dengan meluncurkan serangan balasan setiap hari ke wilayah Israel, menyerang rumah sakit, kilang minyak Haifa, hingga tempat-tempat ibadah.
Baca juga: Pasukan Teheran Hantam Target Strategis, Israel Bersiap Perang Berkepanjangan Lawan Iran
Suksesi dipercepat
Biasanya, pemilihan pemimpin tertinggi baru dilakukan oleh Majelis Ahli (Assembly of Experts) melalui proses panjang.
Namun, dalam situasi perang, Khamenei telah meminta agar majelis segera menunjuk salah satu dari tiga nama yang ia ajukan jika ia tewas.
Kandidat yang ditunjuk tetap dirahasiakan, tetapi pejabat menyebut nama Mojtaba Khamenei—putra Khamenei—tidak termasuk dalam daftar tersebut, meski sebelumnya sempat disebut-sebut.
Begitu pula mantan presiden Ebrahim Raisi yang wafat dalam kecelakaan helikopter pada 2024.
Langkah ini diambil untuk memastikan transisi kekuasaan berjalan cepat dan teratur demi menjaga stabilitas negara dalam kondisi darurat.
Terlebih, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka mengancam eksistensi Khamenei setelah Iran melancarkan serangan di sebuah rumah sakit utama di Kota Beersheba, Israel, pada Kamis (19/6/2025).
“Khamenei secara terbuka memerintahkan penghancuran Israel dan serangan ke rumah sakit,” kata Katz.
“Orang seperti itu tidak boleh dibiarkan hidup,” imbuhnya.
Baca juga: Kenapa Iran Serang Israel? Ini Pemicu dan Kronologinya, Reaksi Internasional dan Ancaman Global
Ancaman serangan dan infiltrasi
Iran kini menghadapi dua front dalam perang saat ini.
Pertama, serangan udara langsung dari Israel yang menghancurkan pangkalan militer, fasilitas nuklir, infrastruktur energi, hingga kediaman para ilmuwan dan komandan militer.
Kedua, infiltrasi agen-agen rahasia dan kolaborator Israel di dalam negeri.
“Jelas sekali kita mengalami kebocoran besar di bidang keamanan dan intelijen,” kata Mahdi Mohammadi, penasihat ketua parlemen Iran, Jenderal Mohammad Ghalibaf.
“Para komandan senior kita dibunuh hanya dalam waktu satu jam,” tambahnya.
Kekhawatiran terbesar Iran saat ini adalah tiga hal, yaitu kemungkinan pembunuhan terhadap Khamenei, potensi keterlibatan militer Amerika Serikat dalam perang, serta kerusakan besar terhadap infrastruktur vital seperti pembangkit listrik dan kilang minyak.
Baca juga: Update Perang Iran vs Israel Terbaru 2025, Kemlu Evakuasi 101 WNI Lewat Jalur Darat
Sistem komando tetap jalan
Meski sejumlah pejabat senior terbunuh dan Teheran terpukul keras, sistem pemerintahan dan komando militer Iran masih berjalan.
Para pejabat dan diplomat menegaskan tidak ada tanda perpecahan politik yang mencolok.
Namun, pemerintah telah memberlakukan protokol keamanan ketat, termasuk memerintahkan para pejabat tinggi dan komandan militer tetap berada di bawah tanah serta melarang penggunaan alat komunikasi elektronik.
Internet hampir sepenuhnya dimatikan dan komunikasi internasional diblokir untuk menghambat pergerakan musuh di dalam negeri.
“Dalam situasi kritis ini, internet justru dimanfaatkan untuk membahayakan nyawa dan kehidupan warga,” kata Ali Ahmadinia, juru bicara Presiden Masoud Pezeshkian.
“Kami menonaktifkan internet demi menjaga keamanan negara,” ujar Ahmadinia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.