Aplikasi
Peneliti Microsoft Sebut AI Lebih Ahli dari Dokter untuk Mendiagnosis Penyakit yang Kompleks
Sistem Kecerdasan Buatan (AI) mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dokter manusia dalam mendiagnosis kondisi kesehatan yang kompleks
Dikatakan bahwa ujian pilihan ganda seperti USMLE cenderung menguji kemampuan menghafal, bukan pemahaman mendalam atas materi, sehingga dapat memberikan kesan yang melebih-lebihkan kemampuan AI.
Sebagai alternatif, Microsoft mengembangkan sistem AI yang meniru cara kerja dokter di dunia nyata.
Sistem ini dirancang untuk berpikir secara bertahap, misalnya, mengajukan pertanyaan spesifik dan merekomendasikan tes diagnostik sebelum menyimpulkan diagnosis akhir.
Sebagai contoh, pasien dengan gejala batuk dan demam mungkin perlu menjalani tes darah dan rontgen dada sebelum dokter menetapkan diagnosis pneumonia.
Pendekatan baru ini memanfaatkan studi kasus kompleks dari New England Journal of Medicine (NEJM).
Tim Suleyman mengubah lebih dari 300 studi menjadi “tantangan kasus interaktif” yang digunakan untuk menguji pendekatan tersebut.
Baca juga: Cara Edit Foto Selfie Bareng Idola di Jalan via Sora AI yang Lagi Viral di TikTok, Pakai Prompt Ini!
Model AI yang digunakan dalam pengujian mencakup berbagai sistem dari sejumlah pengembang, termasuk OpenAI (pembuat ChatGPT), Meta, Anthropic, Grok milik Elon Musk, dan Gemini dari Google.
Microsoft juga mengembangkan sistem AI khusus yang bertindak sebagai agen koordinasi, disebut “orkestrasi diagnostik”, untuk bekerja bersama model-model tersebut dalam menentukan tes yang diperlukan dan kemungkinan diagnosisnya.
Sistem orkestrasi ini pada dasarnya meniru diskusi panel dokter dalam membuat keputusan medis.
Meskipun hasil awalnya menjanjikan, Microsoft mengakui bahwa teknologi ini belum siap untuk diterapkan dalam praktik klinis.
Diperlukan pengujian lebih lanjut, terutama untuk menilai kinerja sistem “orkestrator” dalam menangani gejala-gejala umum.
10 Pekerjaan yang (Masih) Aman dari AI Versi Paybump
Mengutip Paybump, sebuah platform pengembangan karier, AI memang unggul dalam pemrosesan data cepat.
Namun, AI masih memiliki banyak keterbatasan, seperti:
1. Kecerdasan Emosional: AI dapat mengenali pola, tetapi tidak dapat berempati terhadap seseorang yang cemas, sedih, atau stres.
2. Kreativitas: AI hanya menghasilkan karya berdasarkan perintah, bukan imajinasi atau pengalaman hidup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.