Berita Kaltim Terkini

Menjadi Taruna TNI, Jalan Hidup untuk Mengabdi, Bukan Sekadar Lulus Seleksi

Menjadi Taruna Akademi TNI bukanlah sekadar meraih kelulusan dari serangkaian tes melainkan menempuh jalan hidup sebagai penjaga kedaulatan bangsa

Penulis: Zainul | Editor: Amelia Mutia Rachmah
HO/Pendam VI Mulawarman
TARUNA TNI - Kodam VI Mulawarman menjadi salah satu panitia penerimaan daerah dalam penerimaan calon taruna Akademi Militer tahun 2025. (HO/Pendam VI Mulawarman) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di tengah gemuruh semangat generasi muda mengejar masa depan, menjadi Taruna Akademi TNI bukanlah sekadar meraih kelulusan dari serangkaian tes.

Lebih dari itu, ini adalah keputusan besar untuk menempuh jalan hidup sebagai penjaga kedaulatan bangsa. Kodam VI/Mulawarman menegaskan, seleksi Calon Taruna di wilayah Kalimantan adalah gerbang awal bagi mereka yang siap mengabdikan diri seutuhnya dalam balutan disiplin, loyalitas, dan integritas.

Setiap tahunnya, ratusan pemuda dan pemudi berbondong-bondong mendaftarkan diri, membawa harapan besar bukan hanya untuk diri mereka, tetapi juga keluarga.

Namun, hanya segelintir yang benar-benar mampu melangkah ke tahap akhir. Di balik gemerlap seragam dan kemegahan upacara pelantikan, tersembunyi proses panjang yang menuntut dedikasi dan ketangguhan luar biasa.

"Menjadi Taruna bukan sekadar lulus tes. Ini adalah komitmen untuk membentuk diri menjadi pemimpin militer sejati yang siap mengabdi tanpa syarat," tegas Kapendam VI/Mulawarman, Kolonel Inf Gatot Teguh Waluyo, pada Minggu (6/7/2025).

Baca juga: Seleksi Calon Taruna Akademi TNI 2025, Kapendam VI/Mulawarman: Bukan Sekadar Penerimaan

Menurutnya, proses seleksi yang dilaksanakan Kodam VI/Mulawarman disusun dengan sistem yang ketat dan transparan. Penilaian dilakukan secara objektif, bebas dari intervensi, dan fokus pada kualitas serta karakter peserta.

Sejak hari pertama, setiap calon dinilai tidak hanya dari aspek fisik dan akademik, tetapi juga dari integritas serta motivasi untuk mengabdi.

Pendidikan di Akademi TNI bukanlah sekolah biasa. Di sana, para Taruna akan digembleng secara mental, fisik, dan intelektual selama empat tahun penuh.

Mereka akan dibentuk menjadi perwira tangguh yang mampu mengambil keputusan cepat di bawah tekanan, memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, dan menjunjung kehormatan korps serta bangsa di atas segalanya.

“Taruna bukan sekadar simbol kekuatan, tetapi juga pilar moral dan strategi dalam pertahanan negara. Karena itu, tidak semua orang bisa menjalaninya,” lanjut Kolonel Gatot.

Baca juga: Open Pencak Silat Militer di Balikpapan, Pangdam Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha Beber Manfaatnya

Kodam VI/Mulawarman memandang bahwa posisi sebagai Taruna dan nantinya perwira TNI adalah amanah strategis. Hanya mereka yang siap menjalani proses pembentukan karakter secara total dan konsisten yang layak mengemban tugas tersebut.

Itulah sebabnya, sejak awal, seleksi dilakukan secara ketat dan tak bisa ditawar: hanya yang terbaik yang akan melanjutkan.

Kini, mereka yang lolos bukan hanya sekadar peserta seleksi yang berhasil. Mereka adalah calon pemimpin masa depan yang telah memilih jalan pengabdian, sebuah pilihan hidup yang akan membentuk mereka menjadi penjaga keutuhan dan kedaulatan Republik Indonesia. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved