Berita Balikpapan Terkini

BMKG Sebut Ada 51 Titik Panas Terpantau di Kaltim, Kutai Barat dan Paser Paling Rawan Karhutla

Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui sebagai besar wilayah Kaltim

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
PERALIHAN MUSIM - Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, mengeluarkan rilis terbaru yang terdapat 51 Titin rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Jumat (10/10). Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser menjadi daerah yang paling banyak sebaran titik potensi Karhutla. (TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL) 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui sebagai besar wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).

Berdasarkan hasil prediksi cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan pada 9-10 Oktober 2025 mencatat sebanyak 51 titik panas terpantau di wilayah Kaltim.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG SAMS Sepinggan Balikpapan, Diyan Novrida, mengungkapkan data tersebut merupakan hasil pantauan satelit Terra, Aqua, S-NPP, dan NOAA20, dengan periode pengamatan mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

“Sebagian besar titik panas yang terdeteksi memiliki tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi, yakni pada level 7 sampai 9. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi besar aktivitas kebakaran hutan atau lahan di wilayah tersebut,” jelas Diyan kepada Tribunkaltim.co, Jumat (10/10).

Baca juga: TSH Group Sinergi dengan Warga Kutai Barat Siaga Karhutla

Dari hasil pemantauan tersebut, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser menjadi wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak, masing-masing 25 dan 15 hotspot.

Sementara itu, Kutai Timur tercatat tiga titik panas, Kutai Kartanegara enam titik, serta Berau dan Mahakam Ulu masing-masing satu titik. Adapun wilayah perkotaan seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Penajam Paser Utara dilaporkan nihil titik panas.

Lebih lanjut, Diyan menjelaskan berdasarkan Fine Fuel Moisture Code (FFMC) atau indeks kemudahan bahan bakar halus untuk terbakar, kondisi kekeringan di sejumlah wilayah Kaltim masih cukup bervariasi.

“FFMC menggambarkan tingkat kemudahan terjadinya kebakaran yang dipengaruhi kondisi cuaca terhadap bahan-bahan ringan mudah terbakar di permukaan tanah seperti daun kering, alang-alang, dan humus,” paparnya.

Berdasarkan peta prakiraan BMKG untuk periode 11 hingga 16 Oktober 2025, wilayah selatan dan tengah Kalimantan Timur terutama Kutai Barat, Paser, dan sebagian Kutai Timur — diprediksi masih berada dalam kondisi kering hingga sangat kering.

“Kondisi ini berpotensi meningkatkan kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta menghindari aktivitas yang berpotensi memicu percikan api, seperti membakar sampah atau membuka lahan dengan cara membakar.

Baca juga: Apel Siaga Karhutla, Polsek Bongan Kutai Barat Padukan Pencegahan Api dan Dukungan Pangan

“Waspadai daerah yang dalam peta prakiraan berwarna kuning hingga merah, karena menunjukkan kondisi kering hingga sangat kering. BMKG terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pemantauan dan upaya mitigasi karhutla,” pungkas Diyan.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved