Berita Kaltim Terkini

Cuma Butuh 82 Hari! PHKT Sukses Bor 3 Sumur Migas Lepas Pantai Kompleks DOBU

PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur mencatat capaian signifikan dalam operasi hulu migas dengan menyelesaikan pengeboran tiga sumur migas lepas pantai.

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Miftah Aulia Anggraini
HO/PHKT
PENGEBORAN MINYAK - PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) mencatat capaian signifikan dalam operasi hulu migas dengan menyelesaikan pengeboran tiga sumur migas lepas pantai di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka hanya dalam waktu 82 hari. (HO/PHKT) 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) mencatat capaian signifikan dalam operasi hulu migas dengan menyelesaikan pengeboran tiga sumur migas lepas pantai di Wilayah Kerja East Kalimantan dan Attaka hanya dalam waktu 82 hari.

Proyek ini tidak hanya rampung lebih cepat dari rencana awal, tetapi juga menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan.

Tiga sumur baru yang berhasil diselesaikan, yakni STA-37, STA-38, dan STA-39, terletak di Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU) Kalimantan Timur dan dituntaskan dalam periode Maret hingga Mei 2025.

General Manager Zona 10, Yoseph Agung Prihartono, menjelaskan bahwa pengeboran ini selain selesai lebih cepat, juga dilakukan dengan realisasi anggaran lebih rendah dari perencanaan.

Baca juga: Perkuat Sinergi dengan Media, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur Gelar Kegiatan “Sabtu Bersama PHKT”

“Dengan mempertimbangan tantangan bisnis dan operasi yang semakin kompleks, kami terus melakukan langkah-langkah strategis dan taktis untuk memastikan kegiatan operasi hulu migas, termasuk pengeboran, menjadi lebih efektif dan efisien,” ungkapnya, Selasa (8/7/2025).

Menurut Yoseph, keberhasilan ini mencerminkan perencanaan yang matang, sinergi antartim, serta pelaksanaan presisi dari sisi engineering, keselamatan, dan inovasi teknologi pengeboran terkini.

“Kami senantiasa menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama sekaligus fondasi dalam setiap kegiatan operasi dan bisnis hulu migas perusahaan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dalam proses pengeboran ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam proyek ini perusahaan menerapkan standar keselamatan nasional dan global, seperti Pertamina Corporate Life Saving Rules (CLSR) dan HSSE Golden Rules, guna memastikan kegiatan yang selamat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Baca juga: Hari Bumi 2025, PHKT Dorong Gaya Hidup Sehat dan Aksi Lingkungan di Kebun Raya Balikpapan

Sementara itu, Drilling Manager PHKT Zona 10, Ted S. Pelawi, menjelaskan bahwa pengeboran ini merupakan strategi untuk mempertahankan produksi di lapangan migas yang sudah mature.

“Kami menerapkan inovasi, teknologi, serta praktik-praktik engineering terbaik yang dapat meningkatkan keselamatan, kecepatan, dan efisiensi biaya pengeboran,” terangnya.

Ted menjelaskan bahwa proyek STA Platform merupakan salah satu yang paling kompleks di DOBU.

Sejak fase awal, tim sudah menghadapi tantangan seperti lokasi pengeboran yang sulit hingga risiko teknis tinggi.

Baca juga: Pj Bupati PPU Makmur Marbun Hadiri Roadshow Kelembagaan SKK Migas dan PHKT, Bagikan 200 Sembako

Sumur STA-38 menggunakan desain 3D S-curve, menuntut akurasi tinggi dalam pengeboran directional drilling.

Sementara sumur STA-37 harus dibor sejauh 6.000 ft dari platform.

Di lokasi ini juga terdapat 14 sumur aktif lain dengan lintasan bawah tanah yang berdekatan, sehingga menimbulkan risiko tabrakan sumur (collision risk) dan blowout jika tidak dilakukan secara presisi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved