Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil, Ungkap Penyebab dan Waktu Kematian

Hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil, meninggal 10-15 menit usai cedera dan penyebab kematian.

Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa
PENDAKI RINJANI JATUH - (Kiri) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kanan) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Juliana ditemukan meninggal dunia setelah terjatuk ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, NTB. Hasil autopsi ulang yang dilakukan terhadap Juliana Marins, warga Brasil yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani, telah dirilis pada Kamis (10/7/2025). (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa) 

TRIBUNKALTIM.CO - Hasil autopsi ulang Juliana Marins di Brasil, meninggal 10-15 menit usai cedera dan penyebab kematian.

Seperti diberitakan sebelumnya, otoritas Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang setelah jenazah Juliana tiba di Brasil.

Autopsi dilakukan pada 2 Juli oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Sipil Rio dan didampingi oleh seorang ahli dari Kepolisian Federal dan seorang asisten teknis dari keluarga. 

Hasil autopsi ulang yang dilakukan terhadap Juliana Marins, warga Brasil yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani, telah dirilis pada Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Guide Ali Musthofa Tak Terima Disalahkan atas Kematian Juliana Marins, Sebut Banyak yang Asal Bicara

Berdasarkan hasil autopsi yang dirilis Institut Kedokteran Forensik (IML) Rio de Janeiro, Juliana meninggal setelah jatuh dari ketinggian

Penyebab langsung kematiannya adalah pendarahan internal yang disebabkan oleh cedera di berbagai lokasi dan beberapa trauma, sebagaimana dilansir Globo.

IML menyebutkan, Juliana mengalami beberapa cedera dan trauma seperti patah tulang panggul, dada, dan tengkorak, yang sesuai dengan jatuh dari ketinggian.

Hasil autopsi di Brasil juga menunjukkan, Juliana meninggal antara 10 hingga 15 menit setelah menderita cedera.

Setelah terjatuh, Juliana tidak dapat bergerak atau meminta bantuan karena luka-lukanya.

Laporan tersebut menunjukkan kemungkinan Juliana mengalami kesakitan yang parah yang menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis sebelum meninggal.

Laporan juga menyebutkan, jenazah Juliana telah diawetkan atau dibalsem. Pengawetan tersebut membuat beberapa analisis terhambat, seperti memperkirakan waktu kematian dan memverifikasi tanda-tanda klinis yang lebih akurat.

Juliana terjatuh saat pendakian menuju puncak atau summit attack dari tepi jurang Cemara Nunggal ke arah Danau Segara Anak pada 21 Juni.

Jenazahnya berhasil dievakuasi pada 25 Juni setelah tim pencari dan penyelamat berjibaku hingga mempertaruhkan jiwanya.

Baca juga: Viral, Agam yang Evakuasi Juliana Marins Dapat Rp1,3 M dari Donasi Netizen Brasil, Ini Penjelasannya

Autopsi ulang

Sebelumnya, otoritas Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang setelah jenazah Juliana tiba di Brasil.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved