Sosok

Kisah Lily Handayani, Penyandang Disabilitas di Balikpapan Bangkitkan UMKM Hanya Dengan Kain Percak

Lily Handayani seorang ibu paru baya penyandang disabilitas asal Balikpapan terus menjahit harapan

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Samir Paturusi

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN —  Lily Handayani seorang ibu paru baya penyandang disabilitas asal Balikpapan terus menjahit harapan.

Bermodal kain percak dan semangat tak kenal lelah, demi membangun Savina Quilt, UMKM berbasis inklusi yang kini menjadi sumber inspirasi banyak orang.

Bagi Lily Handayani, hidup tak harus berjalan dengan sempurna untuk bisa memberi arti.

Sebagai penyandang disabilitas, tahu betul bahwa jalan menuju kemandirian tak selalu mudah. 

Namun bersama tiga rekannya dari selembar kain percak, Lily perlahan menenun mimpinya mendirikan Savina Quilt, yang merupakan usaha rumahan yang kini menjadi ruang harapan bagi banyak orang.

Kisahnya bermula pada 2012. Saat itu, Lily memutuskan berhenti bekerja setelah melahirkan anak pertamanya. Keputusan tinggal di rumah bukan akhir segalanya.

Baca juga: Batik Kutim Bikin Selvi Jatuh Hati, UMKM Kalimantan Timur Unjuk Gigi dalam Expo Dekranas 2025

Ia memulai usaha kecil menjahit kain sisa menjadi penutup kulkas, tutup saji, hingga taplak meja.

 “Awalnya cuma untuk mengisi waktu, sambil nambah sedikit penghasilan,” kenangnya.

Namun pandemi Covid-19 mengubah arah. Seluruh pekerjaan terhenti. Harus memutar haluan dan mulai serius menekuni usahanya. Dengan kondisi terbatss memproduksi masker kain yang saat itu sangat dibutuhkan.

Dari sanalah Savina Quilt tumbuh, bukan sekadar sebagai usaha rumahan, tapi juga sebagai tempat  mengembangkan potensi dan harapan.

Sebagai penyandang disabilitas, Lily paham bahwa banyak teman senasibnya sulit mengakses pendidikan dan pekerjaan formal. 

Maka dengan itu dirinya tak ingin berjalan sendiri. Setelah mengikuti berbagai pelatihan dari Bank Indonesia, Pertamina, hingga program Berdaya Bareng dari CIMB Niaga, Lily mulai membagikan ilmunya.

Program Berdaya bareng CIMB Niaga dilaksanakan secara online yang diikuti puluhan UMKM se Indonesia termasuk dirinya. 

“Saya ajak teman-teman difabel lain untuk belajar bareng. Banyak yang awalnya hanya punya semangat tapi tidak tahu harus mulai dari mana,” ujarnya.

Selain itu, ia mengajari mereka menjahit, membuat kerajinan, hingga memasak. Mereka yang memiliki potensi, ia rekrut untuk membantu produksi Savina Quilt.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved