Berita Samarinda Terkini
Pasien Meninggal tak Wajar, RSUD AWS Samarinda Jawab Komisi IV DPRD Kaltim soal Layanan Psikologi
DPRD Kaltim menyoroti adanya pasien di RSUD AW Sjahranie, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – DPRD Kaltim menyoroti adanya pasien di RSUD AW Sjahranie, Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang akhiri hidup, meninggal dunia dengan cara tidak wajar di kamar rawat inap.
Anggota Komisi IV, Sarkowi V Zahry pun telah menyampaikan hal ini secara langsung kepada pihak RSUD AW Sjahranie.
Menurutnya, hal ini penting untuk disampaikan.
Terlebih pasien yang dirawat, bukan hanya soal luka fisik, tetapi menyasar kebatinannya sekaligus mental.
Baca juga: DPRD Kaltim Beri Saran untuk RSUD AWS Samarinda, Buntut Pasien Akhiri Hidup dengan Cara tak Wajar
“Kalau sampai rumah sakit sebesar RSUD AW Syahranie tidak memiliki layanan psikologi, maka bagaimana dengan rumah sakit lain?,” ungkapnya, kepada TribunKaltim.co, Sabtu (12/7/2025) petang.
Ia juga mengulang penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim yang menerangkan dugaan pasien mengalami depresi berat atas penyakit yang ia derita.
Sangat penting ada layanan psikologi yang mampu mendeteksi dini pasien-pasien dengan kondisi psikologis rentan.
"Mereka perlu didampingi, agar tidak sampai muncul keinginan mengakhiri hidup. Ini penting dan mendesak,” katanya.
Selain layanan psikologi, ia juga menyoroti lemahnya pengawasan di lingkungan rumah sakit, terutama terkait keberadaan CCTV.
Ia juga menyampaikan, bagaimana mungkin seorang pasien bisa mengakhiri hidup secara tak wajar di dalam ruang perawatan tanpa terpantau CCTV.
Baca juga: Terkait Pasien Diduga Covid-19 di RSUD AWS Samarinda, DPRD Kaltim: Akan Komunikasi dengan Dinkes
“Ini soal pengawasan. Kalau CCTV tidak bisa menjangkau ruang pasien, maka harus dievaluasi secara menyeluruh,” ujar Politisi Golkar ini.
Plt Direktur RSUD AW Sjahranie, Indah Puspitasari juga menjelaskan terkait persoalan ini.
Pertama, pihaknya turut berduka cita atas peristiwa yang terjadi, dan saat ini evaluasi internal secara menyeluruh tengah dilakukan.
“Fokus kami selama ini memang pada pasien dengan gangguan fisik. Ke depan, kami akan memperkuat pendekatan mental dan spiritual, tidak hanya dari sisi medis,” kata Indah.
RSUD AWS sendiri diakuinya memiliki dua tenaga psikolog.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.