Berita Samarinda Terkini

Pasien Meninggal tak Wajar, RSUD AWS Samarinda Jawab Komisi IV DPRD Kaltim soal Layanan Psikologi

DPRD Kaltim menyoroti adanya pasien di RSUD AW Sjahranie, Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/DPRD Kaltim
PASIEN RSUD AWS – Anggota Komisi IV, Sarkowi V Zahry (kiri) dan Plt Direktur RSUD AW Sjahranie, Indah Puspitasari juga menjelaskan terkait persoalan adanya pasien di RSUD AW Sjahranie yang akhiri hidup, meninggal dunia dengan cara tidak wajar di kamar rawat inap. (HO/DPRD Kaltim) 

Walau belum sepenuhnya digunakan secara sistematis terkait pelayanan terhadap pasien umum, kecuali dalam penyakit tertentu seperti pasien kanker.

Termasuk ada program bimbingan rohani kepada para pasien agar peristiwa serupa tak terulang.

Hal ini penting baginya, karena asupan motivasi pada pasien penting dilakukan agar tetap semangat dalam menjalani proses pengobatan.

“Saat ini memang belum semua pasien mendapatkan layanan psikologis. Namun mulai minggu depan, kami akan mulai mengintegrasikan pendekatan mental dan spiritual lewat kegiatan-kegiatan kecil seperti sesi refleksi rohani yang bersifat umum, tidak berbasis agama tertentu,” bebernya.

Baca juga: RSUD AWS Gelar Bakti Kesehatan Operasi Ontologi, Bentuk Nyata Kolaborasi Kemanusiaan

Rencana lainnya, membagikan leaflet doa dan afirmasi positif kepada pasien saat mereka menjalani rawat inap,  agar mendukung pemulihan secara emosional.

“Kami ingin memberikan penguatan moral dan spiritual. Seperti di maskapai penerbangan, ada doa untuk keselamatan, maka kami juga akan cetak kecil-kecil agar bisa dibaca pasien saat beristirahat,” terangnya.

Indah mengakui, dalam proses skrining awal pasien, deteksi kondisi psikologis belum menjadi bagian dari prosedur standar. 

Luka mental berbeda dengan luka fisik yang kasat mata. Memang secara diagnosa, tidak ditemukan depresi pada pasien, tetapi pihaknya menyadari bahwa menerima kenyataan mengidap sakit berat itu tidaklah mudah. 

“Ada yang bisa kuat, ada juga yang tidak. Jadi kami akan mulai memasukkan pendekatan ini ke dalam protokol perawatan,” imbuhnya.

Kemudian, soal sistem CCTV atau kamera pemantau, pihak RSUD AWS berjanji akan mengevaluasi titik-titik pemantauan pengawasan terhadap pasien agar lebih maksimal.

“Insiden ini sangat memukul kami, dan menjadi pembelajaran besar. Kami akan mengevaluasi seluruh sistem, termasuk tata letak CCTV dan mekanisme pengawasan, agar kejadian serupa tidak terulang,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya seorang pasien lanjut usia (lansia) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar di ruang perawatan RSUD AW Sjahranie Samarinda, pada Minggu 6 Juli 2025 petang. 

Pasien berinisial US (68) tersebut diketahui tengah menjalani perawatan akibat penyakit gagal ginjal kronis.

Pemeriksaan awal Tim Inafis Polresta Samarinda, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. 

Polisi menduga kuat, motif pria lansia ini mengakhiri hidup dengan cara tak wajar, akibat depresi berat karena penyakit yang dideritanya. 

“Korban mempunyai riwayat gagal ginjal, komplikasi, dan sering merasa tertekan dengan penyakitnya. Dari keterangan anak korban, almarhum juga pernah menyampaikan keinginan untuk mengakhiri hidup karena merasa membebani keluarga,” ujar Ipda Eko Harianto, Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu beberapa waktu lalu. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved