Berita Samarinda Terkini

Disdag Minta Warga Samarinda Tak Khawatir Soal Beras Oplosan, Stok dan Kualitas Terjamin

Pemerintah Kota melalui Dinas Perdagangan (Disdag) memastikan kondisi stok dan kualitas beras di pasar-pasar Samarinda masih dalam keadaan aman

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI
BERAS - Salah satu penjual beras kemasan di Samarinda (15/7). Dinas Perdagangan Samarinda memastikan tidak ditemukan indikasi beras oplosan, dan menjamin ketersediaan stok serta kestabilan harga di wilayah kota. (TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI) 

“InsyaAllah Samarinda aman saja,” tegasnya.

Dijelaskan Yama, beras yang beredar di Kota Samarinda sebagian besar berasal dari luar daerah, yaitu Sulawesi dan Pulau Jawa. Adapun pasokan dari produsen lokal belum menjadi penyumbang dominan dalam rantai distribusi.

“Sumber beras kita dari Sulawesi dan Jawa. Itu yang paling banyak. Kalau yang lokal biasanya tidak secara keseluruhan. Informasi nya juga beras kita surplus. Masa ada indikasi dioplos?” ujarnya.

Mengenai pengawasan pengiriman antar pulau, Yama menuturkan bahwa hal tersebut menjadi domain instansi lain seperti bea cukai. Disdag hanya berperan dalam memastikan ketersediaan barang di tingkat distributor dan pasar lokal.

“Hanya saja kita memantaunya dari segi ketersediaan distributor. Misalnya stok kosong, kita tanyakan,” imbuhnya.

Untuk memastikan situasi pasar tetap terkendali, Disdag menurunkan petugas pemantau yang bertugas setiap hari di seluruh pasar milik pemerintah di Kota Samarinda. Mereka memantau stok dan harga berbagai komoditas kebutuhan pokok seperti beras, cabai, tahu, tempe, sayur, hingga gas elpiji.

“Kebetulan kami ada pemantau di lapangan di setiap hari. Merekalah yang memberikan informasi, disebut sebagai survei stok dan harga. Misalnya cabai dan beras tiap harinya berapa. Rekapannya pun per minggu,” ungkapnya.

Disdag juga telah menyiapkan sistem informasi harga bahan pokok yang ditampilkan secara digital, salah satunya di Kantor Balai Kota Samarinda.

“Itu hasil survei dari teman-teman di lapangan. Sesuatu hal selalu dilaporkan. Kami komunikasikan setiap hari, dan semua aman. Stok aman dan tidak ada yang kosong,” tuturnya.

Lebih lanjut, Yama menjelaskan bahwa fungsi utama pengawasan oleh Disdag bukan untuk menguji keaslian produk, melainkan untuk memantau harga dan ketersediaan barang sebagai indikator stabilitas pasar.

“Bentuk pengawasan kami bukan untuk barang itu palsu atau tidak, tapi ketersediaan stok tentang harga, yang memang ini bisa menjadi barometer lainnya. Tapi tujuan utamanya untuk memastikan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved