Berita Samarinda Terkini

DPRD Samarinda Soroti Longsor Terowongan dan Desak Evaluasi Teknis Proyek Ratusan Miliar

Komisi III DPRD Kota Samarinda kembali melakukan peninjauan lapangan terhadap progres pembangunan proyek strategis terowongan Samarinda

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
TINJAU TEROWONGAN - Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, bersama jajaran anggota komisi dan PUPR saat meninjau kondisi dalam Terowongan Samarinda. Kunjungan baru-baru ini (14/7) tersebut bertujuan memastikan progres pekerjaan outlet serta mengevaluasi penanganan pascalongsor di sisi inlet. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Komisi III DPRD Kota Samarinda kembali melakukan peninjauan lapangan terhadap progres pembangunan proyek strategis terowongan Samarinda yang dikerjakan melalui skema multiyears. Salah satu fokus utama dalam kunjungan ini adalah area lereng sisi inlet yang sebelumnya sempat mengalami insiden longsor.

Dalam hal ini, Ketua Komisi III Deni Hakim Anwar menegaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk pengawasan serius DPRD terhadap proyek infrastruktur strategis yang menyedot anggaran ratusan miliar tersebut.

Ia menyampaikan, hasil kunjungan itu telah dibahas dalam forum lanjutan, termasuk meminta klarifikasi teknis secara mendalam dari pelaksana proyek.

“Kita minta dipaparkan apa saja yang dijalankan dalam penanganan inlet yang sudah mengalami longsor beberapa waktu lalu. Memang dijelaskan ada sedikit kealfaan dari pihak kontraktor. Makanya kami di sini tidak menyalahkan Pemkot Samarinda (Pemerintah Kota), tapi mengoreksi pihak pelaksana. Dalam arti bahwa dalam perencanaan mereka tidak melihat ada titik-titik longsor yang kita garis bawahi dan akhirnya terjadilah,” kata Deni. 

Maka dari itu Komisi III DPRD Samarinda pun meminta agar pihak konsultan perencana dihadirkan dalam agenda lanjutan pekan depan, guna memberikan penjelasan teknis yang komprehensif, mulai dari penyebab hingga mitigasi agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Baca juga: Pemkot Samarinda Pastikan Serah Terima Terowongan di Akhir Tahun, Saat ini Tahap Evaluasi Teknis

Deni menilai, pelajaran penting dari longsor pertama ini harus menjadi dasar penyusunan ulang perencanaan secara menyeluruh.

“Ini kan kejadian pertama dan kita harap tidak ada lagi. Jangan sampai mereka tidak mendeteksi adanya endapan yang menyebabkan potensi longsor, dan itulah yang kita garis bawahi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Politikus Partai Gerindra ini turut menyoroti perihal penggunaan anggaran yang dinilai sangat besar. Ia merujuk pada wacana penambahan anggaran penanganan longsor dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Perubahan senilai kurang lebih Rp39 miliar, yang menurutnya harus direncanakan dengan matang dan efisien agar tidak terjadi pembengkakan tanpa hasil yang maksimal.

“Jangan sampai setelah Rp39 miliar, ada lagi kejadian di luar prediksi. Makanya kami ingin kontraktor datang ke kita mungkin minggu depan untuk menjelaskan secara detail dan perencanaan matang. Jangan nanti tidak menyeluruh, termasuk grading dan teknis lainnya. Kita ingin semuanya tidak terulang,” imbuhnya.

Tak hanya pada sisi inlet, dalam kesempatan yang sama DPRD Samarinda juga melakukan pengecekan ke dalam struktur terowongan sisi outlet dan menilai bahwa progres fisik secara keseluruhan telah mencapai 98 persen.

Meski demikian, pihaknya tetap mencatat adanya kekurangan dari sisi kelengkapan ventilasi yang dianggap belum memenuhi jumlah yang direncanakan.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Tunda Pengujian Proyek Terowongan Selili, Soroti Stabilisasi Lereng

“Hanya catatan saja bahwa blower di dalamnya baru ada dua. Semestinya sudah ada enam, tapi infonya ada penambahan panjang ditambahkan 72 meter, maka ditambahkan lagi jadi 10 unit. Tapi itu hal tambahan, tapi wajib ada,” ujar Deni.

Ia menegaskan, pihaknya akan menunggu penjelasan dari pihak konsultan terkait rencana teknis dan perhitungan menyeluruh atas penambahan panjang dan kebutuhan struktur baru. Selain itu, perbedaan kemiringan lereng yang sebelumnya vertikal akan diperbaiki menjadi landai sebagai bagian dari upaya pencegahan potensi longsor di masa depan.

“Kita kritisi juga kenapa sebelumnya bisa terjadi longsor. Itu yang menjadi catatan kita yang paling penting,” pungkas Deni. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved