Berita Samarinda Terkini

Minimarket di Samarinda Klaim tak Ada Beras Oplosan, BPOM Belum Tinjau dan Beri Informasi

Ratusan merek-merek ini telah dipasarkan setidaknya 10 provinsi di Indonesia seperti di wilayah Bogor, Tangerang, Serang, dan Kota Cilegon. 

Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS SALMON
ISU BERAS OPLOSAN - Stok beras di Toko EraMart dan sejumlah toko di Samarinda tidak ditemukan beras oplosan, Selasa (15/7/2025). Fitri, Manajer salah satu Eramart di jalan Panjaitan, Samarinda Utara Kota Samarinda mengatakan pihak tidak menyediakan beras sebagaimana yang disampaikan oleh pemerintah dan hanya menyediakan beberapa merek saja. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah baru-baru ini mengumumkan setidaknya 212 merek beras medium dan premium diduga merupakan beras oplosan

Ratusan merek-merek ini telah dipasarkan setidaknya 10 provinsi di Indonesia seperti di wilayah Bogor, Tangerang, Serang, dan Kota Cilegon. 

Hal ini mejadi kekhawatiran masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Kota Samarinda, Kalimantan Timur, sola isu yang telah beredar tersebut. 

Seperti yang diketahui, Produsen Beras Tidak Sesuai Regulasi seperti beras yang di produksi oleh Perusahaan Wilmar Group dengan merek beras Sania, Sovia, Fortune, Siip) ⁠ada juga dari PT Food Station Tjipinang jaya dengan beras Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos.

Baca juga: Warga di Balikpapan Kaltim Geram dengan Isu Beras Oplosan, Mengancam Kualitas Pangan

Selain itu ada dari PT. Belitang Panen Raya seperti beras Raja Platinum, Raja Ultima, kemudian ⁠PT Unifood candi indonesia dengan merk beras Larisst, Leezaat. 

Ada juga dari PT Buyung Poetra Sembada Tbk dengan merak beras Topi Koki dan PT Bintang Terang Lestari Abadi dengan merak beras Elephas Maximus, Slyp Hummer.

Kemudian terdaftar juga dari ⁠PT Sentosa utama Lestari/Japfa group dengan beras Ayana, dari ⁠PT Subur jaya indotama dengan merak beras dua koki dan beras subur jaya.

Ada juga beras produksi CV. Bumi Jaya Sejati dengan beras bermerek Raja Udang dan beras Kakak Adik.

Sementara ⁠PT Jaya Utama Santikah produksi Pandan Wangi BMW Citra, Kepala Pandan Wangi, dan Medium Pandan Wangi juga tidak sesuai aturan. 

Setelah dilakukan penelusuran media ini di beberapa toko Seperti Indomaret, Alfamidi, Eramart serta sejumlah warung kecil tak ditemukan beras yang bermasalah itu, ada juga toko yang secara tiba-tiba stok beras habis.

Baca juga: Reaksi Disperindag Kukar Atas Munculnya Beras Oplosan, Modus untuk Raih Untung Besar

"Kalau beras habis mas, belum ada dikirim," ujar seorang kasi Toko Indomaret di daerah Samarinda Utara. 

Tidak Ada Ya

Sementara Fitri, Manajer salah satu Eramart di jalan Panjaitan, Samarinda Utara Kota Samarinda mengatakan pihak tidak menyediakan beras sebagaimana yang disampaikan oleh pemerintah dan hanya menyediakan beberapa merek saja.

"Kalau beras Oplosan kita tidak ada ya, yang jelas yang kita jual beras yang bermerek ya, seperti beras Raja Lele, Berlian. Putri Laut dan Pandan Wangi," ujarnya. 

Menurut Fitri, informasi tentang beras yang tidak sesuai standar biasanya datang langsung dari BPOM melalui kunjungan atau pemberitahuan resmi untuk melakukan pemeriksaan.

Namun, sampai saat ini kata dia Eramart belum menerima informasi atau kunjungan terkait masalah beras Oplosan.

Baca juga: Warga di Samarinda Sebut Nasi dari Beras Oplosan Cepat Basi

"Kalau denger sih ia, kita lihat di medsos gitu, tapi kalu ada informasi seperti itu sih biasanya dari BPOM itu langsung kunjungan, tapi selama ini sih belum ada soal masalah beras seperti beras yang dicampur dengan plastik itu," ujarnya. 

Terkait isu beras oplosan tersebut media ini pun meminta respons dari masyarakat, sejauh ini sejumlah masyarakat belum mengetahui secara pasti merek beras yang dioplosan tersebut.

Mereka pun hanya mengetahui isu itu dari media sosial seperti TikTok dan Facebook.

"Tidak tahu sih, kita cuman dengar aja gitu di tiktok, Facebook gitu, merek aja juga kita ndak tau," ujar Shadan (26) Warga Lempake, Samarinda Utara. 

Shadan, juga menyebutkan bahwa dia dan keluarganya cenderung berganti-ganti merek beras tergantung pada kualitasnya, dan jika suatu merek dianggap bagus, mereka akan terus menggunakannya.

"Pasti ganti lah, kita juga ganti-ganti merek sih kalau merek beras selama itu bagus kita pake itu sih," pungkasnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved