Penangkapan Teroris di Berau
4 Fakta Terkini Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Berau, Ketua RT: Keduanya Merupakan Pasutri
Sederet fakta terkini terduga teroris ditangkap Densus 88 di Berau, Kaltim terungkap, Ketua RT sebut keduanya pasutri asal Sulawesi.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Sederet fakta terkini terduga teroris ditangkap Densus 88 di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kaltim, Kamis pagi, (17/7/2025) terungkap, Ketua RT sebut keduanya pasutri asal Sulawesi.
Penangkapan ini sempat menggemparkan warga sekitar Jalan Milono, yang tidak menyangka lokasi mereka menjadi tempat persembunyian terduga pelaku terorisme.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Densus 88 terkait jaringan, atau aktivitas yang melibatkan pasangan tersebut.
Pihak berwenang masih mendalami keterkaitan pasutri ini dalam dugaan aktivitas terorisme.
Baca juga: Terduga Teroris Diamankan di Kios Ayam Jalan Milono, Warga Berau Gempar
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan segera melaporkan kepada aparat jika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitarnya.
Berikut sejumlah fakta terduga teroris ditangkap Densus 88 di Berau, Kaltim yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:
1. Disebut Pasangan Suami Istri Asal Sulawesi
Terduga teroris yang berada di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, diamankan oleh Tim Densus 88 Anti Teror bekerja sama dengan Polres Berau, Kalimantan Timur, pada Kamis pagi, (17/7/2025).
Penangkapan tersebut dilakukan secara senyap di sebuah kios ayam yang menjadi tempat tinggal sekaligus tempat kerja pasangan suami istri asal Sulawesi.
Informasi penangkapan pertama kali diperoleh dari laporan warga dan dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Sarwani.
Ia mengaku terkejut mengetahui pasangan yang diamankan tersebut merupakan terduga pelaku terorisme.
“Kaget juga mereka ditangkap ternyata dugaannya terorisme. Soalnya disini pendatang dari Sulawesi, kalau tidak salah Palu. Tidak pernah juga melapor ke saya,” jelasnya.

2. Sudah 3 Bulan Tinggal di Berau
Sarwani menuturkan bahwa pasangan suami istri tersebut awalnya datang ke Berau dengan menumpang kapal pengangkut kelapa.
Tidak memiliki tempat tinggal, mereka sempat ditampung warga secara sukarela, sebelum akhirnya dikenalkan kepada seorang pemilik usaha ayam potong di Jalan Milono.
Di tempat itu, mereka kemudian bekerja dan tinggal di kamar lantai dua yang disediakan oleh pemilik usaha tersebut.
“Kurang lebih sudah tiga bulan mereka tinggal dan bekerja di sana,” katanya.
Warga sekitar menyebut pasangan ini tertutup dan jarang bersosialisasi.
“Tidak banyak bicara juga mereka, harus ditegur dulu,” ungkapnya.
Kemudian, seorang saksi mata berinisial S yang tinggal tak jauh dari lokasi menyebut pagi itu sempat melihat banyak polisi berpakaian sipil dan bersenjata lengkap berkumpul di sekitar kios.
“Kurang paham juga kalau itu penangkapan, tapi banyak motor yang putar balik,” ungkapnya.
Kapolres Berau, AKBP Khairul Basyar, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya penangkapan tersebut.
“Polres Berau, Polda Kaltim benar membantu membackup Tim Densus 88. Untuk informasi lebih lanjut masih menunggu keterangan lanjutan,” tutupnya singkat.
3 Lurah Gayam jadi Saksi
Lurah Gayam, Purwawijoyo mengatakan Ia diminta menjadi saksi TKP penangkapan pasutri terduga teroris yang diamankan Tim Densus 88 di Jalan Milono, (17/7/2025).
Ia pun diminta baru saja menjadi saksi TKP pada pukul 5 Pagi oleh Tim Densus 88.
Ia juga tidak boleh mengambil dokumentasi apapun pada kegiatan itu.
“Saya bahkan tidak melihat orangnya. Hanya masuk ke dalam rumah itu, cuman ada pakaiannya, KTP, tidak ada kasur ataupun bantal,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co.
Ia mengatakan bahwa pasutri terduga teroris tersebut bukanlah berasal dari Berau.
“Memang bukan orang Berau, dari luar,” tegasnya.
Purwawijoyo mengaku bahwa ia diminta untuk tidak kemana-mana, hanya berada di lokasi tersebut.
Menurutnya operasi itu sangat senyap.
Baca juga: Terduga Teroris Diamankan di Kios Ayam Jalan Milono, Warga Berau Gempar
4. Disebut Sudah Lama Diincar Petugas
Dijelaskannya, kedua pasutri tersebut memang sudah menjadi incaran lama.
Ini diakuinya usai mendapat informasi dari pihak yang berwenang.
Sayangnya dia tidak mengetahui bahwa meraka sedang dalam pantauan densus 88.
“Kami itu tim terakhir, target aslinya hanya suaminya saja,” tegasnya.
Mendapatkan keterangan dari pemilik rumah yang ditempati kedua pasangan yang diamankan itu, bahwa pemilik rumah hanya menolong mereka, karena mencari pekerjaan.
“Keseharian mereka memang jualan dari pemilik rumah itu, katanya mencari pekerjaan,” ungkapnya.
Kemudian warga tanjung redeb yang yang kebetulan sedang jalan pagi, mengatakan melihat aparat berada di sana.
“Saya cuma lagi jalan-jalan pagi, lalu tiba-tiba ramai. Banyak aparat datang dengan senjata lengkap. Saya tidak bisa melihat jelas karena langsung dibatasi aparat,” terangnya.
Ia juga menyebut sempat ingin mengabadikan momen tersebut, namun dilarang oleh petugas karena alasan keamanan dan kerahasiaan operasi. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.