Berita Bontang Terkini

Tim Gabungan Temukan 240 Kg Beras Diduga Oplosan di Bontang 

Polres Bontang bersama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Bontang, menggelar sidak di Pasar Taman Rawa Indah

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
SIDAK PANGAN - Tim gabungan Polres Bontang dan DKP3 memeriksa beras di salah satu toko swalayan di Kelurahan Belimbing, Bontang Barat, Jumat (18/7/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/HO Polres Bontang) 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG – Polres Bontang bersama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Bontang, menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Taman Rawa Indah dan sejumlah toko ritel, Jumat (18/7/2025). 

Hasilnya, petugas menemukan 240 kilogram beras premium yang diduga dioplos masih beredar di pasaran.

Sidak ini merupakan respons atas maraknya pemberitaan nasional terkait temuan 212 merek beras yang terindikasi dioplos dan dikemas sebagai beras premium. 

Di Bontang, petugas mendatangi beberapa toko-toko sembako tradisional hingga swalayan modern.

Seperti Toko Semoga, Toko Mama Anjas, Om Taba, dan Surya Mart, yang tersebar di Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Belimbing, dan Api-Api.

Baca juga: Harga Sembako di Pasar Sepinggan Balikpapan Stabil Jelang Idul Adha

"Ini adalah bentuk respon cepat kami, untuk memastikan masyarakat Bontang mengonsumsi beras yang aman,” tegas Kapolres Bontang AKBP Widho Ariano dalam keterangannya.

Ia menjelaskan nerdasarkan hasil pengecekan, tim gabungan menemukan dua merek beras yang sebelumnya telah masuk daftar pengawasan Kementerian Pertanian, yakni Sania dan Fortune, yang berada di bawah naungan Wilmar Group. 

Rinciannya, 215 kilogram beras jenama Sania dan 25 kilogram beras Fortune.

“Kami sudah beri imbauan kepada pedagang agar tak lagi menjual produk tersebut dan lebih selektif dalam menerima pasokan dari distributor,” tambahnya.

Baca juga: Daftar Harga Sembako di Pasar Sangatta Selatan Kutim, Jelang Idul Adha Daging Sapi Naik Rp10 Ribu

Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Bontang, Debora Kristiani, menyebut seluruh beras yang ditemukan merupakan stok lama yang dibeli sebelum isu pengoplosan mencuat. 

Para pedagang disebut sudah tidak lagi memesan merek tersebut.

“Itu stok lama. Pedagang hanya habiskan sisa gudang, tidak ada lagi permintaan baru sejak isu ini ramai,” jelas Debora. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved