Berita Nasional Terkini
Eks Rektor UGM Sofian Effendi Ngaku Tak Tahu Direkam saat Bicara Ijazah Jokowi, Minta Video Dihapus
Pernyataan mantan Rektor UGM, Prof. Dr. Sofian Effendi, mendadak jadi sorotan publik setelah videonya menyebut Jokowi tidak lulus dari UGM
TRIBUNKALTIM.CO - Pernyataan mantan Rektor UGM, Prof. Dr. Sofian Effendi, mendadak jadi sorotan publik setelah videonya menyebut Jokowi tidak lulus dari UGM tersebar luas di media sosial.
Video yang tayang di kanal YouTube Langkah Update itu sontak memicu polemik baru soal keabsahan ijazah kepala negara.
Dalam konten berdurasi panjang tersebut, Prof. Sofian Effendi terlihat berbicara dengan Rismon Sianipar sambil mengenakan clip-on mikrofon dan berada di hadapan kamera.
Namun, tak berselang lama setelah video itu viral, Prof. Sofian Effendi mencabut semua pernyataannya.
Ia mengaku tidak mengetahui bahwa pembicaraan tersebut direkam dan disiarkan secara publik.
Baca juga: Mantan Rektor UGM, Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Ijazah Jokowi, Said Didu sebut Pembungkaman
“Saya tidak tahu kalau itu live streaming. Saya kira hanya obrolan internal antar alumni,” ujar Sofian Effendi.
Ia bahkan mengaku merasa tidak nyaman dan terganggu karena keluarganya turut terkena imbas dari pemberitaan tersebut.
Pengakuan Sofian Effendi ini justru menimbulkan tanda tanya di kalangan publik.
Pegiat media sosial Rudi S Kamri menilai pernyataan tersebut janggal. Ia menduga Sofian Effendi sudah mengetahui sejak awal bahwa percakapan tersebut akan direkam dan dipublikasikan, mengingat adanya peralatan perekam yang digunakan secara terang-terangan.
“Beliau pakai clip-on, di hadapan kamera. Masak tidak tahu itu direkam?” ujar Rudi dalam pernyataannya di kanal YouTube Anak Bangsa TV.
Meski sudah menarik ucapannya dan menyatakan percaya penuh pada klarifikasi resmi dari UGM, rekam jejak pernyataan Prof. Sofian terlanjur viral.
Dalam surat pernyataan resmi yang ditandatangani pada 17 Juli 2025, Sofian meminta agar video tersebut ditarik dari peredaran dan menyatakan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang tersinggung atas ucapannya.
UGM pun menegaskan bahwa data akademik Presiden Jokowi telah diverifikasi dan sah, serta berharap polemik ini segera berakhir.
Pernyataan Sofian Effendi ini dinilai janggal oleh pegiat media sosial Rudi S Kamri.
Rudi S Kamri menduga Sofian Effendi sudah tahu kalau pembicaraan itu bakal dipublikasikan.
"Saya bisa mengkritisi, karena beliau sudah tahu persis, ada kamera. Ada clip on (mikrofon kecil). Dan beliau dipasang (clip on).
"Saya kira beliau tahu itu direkam, dan disiarkan dan akan dipublikasikan," kata Rudi S Kamari dikutip dari akun youtube Anak Bangsa TV.
"Kalau titik ini, saya agak tidak setuju dengan Prof Sofian Effendi, Dengan segala hormat saya," sambungnya.
Terkait pernyataan Prof Sofian Effendi yang mengaku oke-oke saja kalau pembicaraan itu hanya untuk internal alumni, menurut RUdi hal itu juga menarik.
"Maknanya apa yang disampaikan Prof Effendi itu benar apa adanya," katanya.
Sebelumnya, Sofian Effendi mengaku tak sadar jika obrolannya dengan Rismon Sianipar itu akan dipublikan.
Pasalnya, saat itu ia pahami hanya sebagai diskusi alumni, bukan untuk konsumsi publik.
“Saya tidak tahu kalau itu direkam, apalagi dipublikasikan. Mereka cuma bilang mau ngobrol dengan alumni dari Aceh, Kalimantan, dan lainnya,” ungkapnya.
“Saya kira itu pembicaraan orang dalam, bukan untuk disebarluaskan,” tutur dia lagi.
Prof. Sofian Effendi membantah pernah mempertanyakan keabsahan ijazah Presiden Jokowi secara terbuka.
Ia menyebut dirinya percaya sepenuhnya pada pernyataan resmi Rektor UGM saat ini, Prof. Dr. Ova Emilia, yang menegaskan bahwa dokumen akademik Jokowi asli dan sah.
“Saya percaya pada data resmi universitas. Tidak ada alasan untuk menyangsikan hal itu lagi,” tegasnya.
“Saya ini anggota keluarga besar UGM. Tidak baik kalau saya dibenturkan dengan Prof. Ova,” kata dia lagi.
Salah satu alasan kuat Sofian mencabut ucapannya adalah keengganannya berurusan dengan kepolisian.
Ia mendapat kabar ada pihak yang berencana melaporkannya ke Bareskrim Polri.
“Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini. Apalagi, saya sudah berusia 80 tahun. Keluarga saya juga terganggu,” katanya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Sofian bahkan menyiapkan surat pernyataan resmi yang menegaskan ia mendukung sepenuhnya klarifikasi UGM terkait ijazah Jokowi.
Sebelumnya, dalam pernyataan resmi, Sofian menyebut pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 lah yang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas.
"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran," tulis Sofian dalam surat pernyataan yang diterima redaksi surya.co.id pada Kamis (17/7/2025).
Sofian juga meminta maaf kepada semua pihak yang disebutkan dalam video tersebut.
Berikut isi pernyataan Sofian Effendi selengkapnya:
"Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update dengan judul “Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! Ijazah Jokowi & Kampus UGM!” pada tanggal 16 Juli 2025 tentang ijazah atas nama Bapak Joko Widodo, saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas. Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran.
Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut.
Demikian pernyataan saya dan saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih.
Yogyakarta, 17 Juli 2025
Yang menyatakan,
(tanda tangan)
Prof. Dr. Sofian Effendi
Mantan Rektor UGM 2002–2007"
Menanggapi kontroversi ini, UGM memberikan klarifikasi tegas.
Sekretaris UGM, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, menyatakan bahwa pernyataan Sofian tidak sesuai dengan bukti akademik resmi.
“Pernyataan yang disampaikan oleh yang bersangkutan berbeda dengan data dan bukti-bukti akademik yang dimiliki oleh pihak Fakultas Kehutanan UGM,” tegasnya dalam pernyataan resmi yang dirilis UGM, Kamis (17/7/2025).
“Pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi,” kata dia lagi.
UGM mengacu pada siaran pers resmi 15 April 2025 yang menyebut Jokowi terdaftar sebagai mahasiswa sejak 1980, lulus pada 5 November 1985, dan seluruh proses studinya tercatat sah.
UGM berharap klarifikasi yang diberikan dapat menutup polemik berkepanjangan. “UGM hanya bersedia menunjukkan data yang bersifat publik. Sementara itu, data pribadi hanya dapat diakses atau diberikan jika diminta secara resmi oleh aparat penegak hukum,” tutup Andi Sandi.
Rismon Minta Prof Sofian Effendi Tidak Dihujat
Sementara itu, Rismon Sianipar menyatakan keheranannya atas perubahan sikap Sofian yang terjadi dalam waktu singkat.
Ia menduga ada tekanan besar yang diterima Prof. Sofian Effendi setelah pernyataannya viral dan menimbulkan polemik publik.
"Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?" kata Rismon dalam pernyataannya, Jumat (18/7/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update.
"Secara psikologis, itu sangat mungkin terjadi pada orang seusia beliau. Saya duga, beliau mendapatkan tekanan yang cukup besar."
Rismon mengimbau masyarakat untuk tidak gegabah dalam mencibir Sofian, karena apa yang disampaikan sebelumnya adalah hasil dari informasi yang didapatkan langsung oleh sang profesor.
"Kita jangan cepat mencibir, karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya beliau alami," ujar Rismon Sianipar.
Meski pernyataan telah ditarik, Rismon Sianipar tetap mengapresiasi keberanian Prof. Sofian yang sebelumnya telah bersedia berbicara dan membuka informasi.
"Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian. Beliau mengingatkan kami untuk tetap menjaga integritas dan nilai-nilai Pancasila yang jadi fondasi UGM," ucap Rismon Sianipar.
Ia menambahkan bahwa tekanan terhadap orang yang bersuara soal isu ini bukan hanya dirasakan oleh Sofian, tapi juga oleh dirinya, Roy Suryo, dan dokter Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa) yang juga pernah menyuarakan isu serupa.
"Bukan hanya tekanan psikologis, tapi juga fisik. Itulah harga yang harus dibayar," tandasnya.
Profil Prof Sofian Effendi
Prof Sofian Effendi lahir pada tanggal 28 Februari 1945.
Ia menduduki posisi jabatan sebagai rektor UGM sejak tahun 2002 hingga 2007.
Sofian Effendi juga dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM.
Dalam kariernya, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000.
Berikut jejak karier Sofian Effendi, dikutip dari Wikipedia.
- Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada (1969−1998)
- Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1978−1983)
- Direktur Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (1981−1986)
- Direktur Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1983−1994)
- Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Gadjah Mada (1991−1994)
- Pendiri dan Direktur Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi, Universitas Gadjah Mada (1992−2002)
- Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (1994−1995)
- Asisten Menteri Negara Riset dan Teknologi (1995−1998)
- Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional (1995−1998)
- Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia (1998)
- Asisten Sekretaris Negara bidang Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan (1998−1999)
- Kepala Badan Kepegawaian Negara (1999−2000)
- Profesor Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (1998)
- Rektor Universitas Gadjah Mada (2002−2007)
- Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (2012−2014)
- Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (2014−2019)
- Dewan Pembina The Habibie Center (2019−sekarang)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Penyebab Prof Sofian Mantan Rektor UGM Cabut Pernyataan Ijazah Jokowi
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Janggalnya Pengakuan Sofian Effendi, Mengaku Tak Tahu Direkam, Padahal Sudah Dipasang Clip On
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.