Berita Kaltim Terkini

Bahlil Sebut Eni Siap Investasi Rp 150 T Demi Potensi Gas di Laut Kaltim, Menteri ESDM Singgung DBH

Bahlil sebut perusahaan energi Italia, Eni siap investasi Rp 150 T demi potensi gas di laut Kaltim. Menteri ESDM singgung DBH untuk Kalimantan Timur.

Penulis: Aro | Editor: Rita Noor Shobah
DOK SKK Migas
GAS LAUT KALTIM - Ilustrasi lapangan migas lepas pantai Indonesia. Bahlil sebut perusahaan energi Italia, Eni siap investasi Rp 150 T demi potensi gas di laut Kaltim. Menteri ESDM singgung DBH untuk Kalimantan Timur. (DOK SKK Migas) 

TRIBUNKALTIM.CO - Perusahaan energi asal Italia, Eni melirik kekayaan gas di laut Kaltim dan siap berinvestasi di Kalimantan Timur.

Rencana investasi Eni untuk potensi gas di laut Kaltim ini disampaikan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Menurut Menteri ESDM, Bahlil menyebut Eni komitmen untuk investasi senilai 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp165 triliun (kurs Rp16.500) di wilayah lepas pantai provinsi Kaltim.

Bahlil mengungkap rencana investasli Eni di lepas pantai Kaltim ini saat menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Skenario PGN Penuhi Kebutuhan Energi Bersih IKN Nusantara dari Lapangan Gas Kaltim

Menteri ESD mengatakan, "Investasi yang diminati Eni di Kaltim adalah untuk lapangan produksi gas alam yang berada di lepas pantai wilayah Kaltim (Selat Makassar), yakni ladang gas alam di Blok Jangkrik dan Blok Merakes."

Perusahaan energi Italia, Eni merupakan perusahaan energi multinasional yang berbasis di Roma, berdiri sejak 1953, dan kini beroperasi di lebih dari 70 negara.

Fokus utamanya berada pada eksplorasi, produksi, dan pengembangan hidrokarbon, baik di daratan maupun laut lepas.

Menurut Bahlil, Eni akan memulai kegiatan produksi gas pada 2027.

Ia optimistis proyek ini dapat mendongkrak kapasitas produksi nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar ekspor.

"Dengan adanya tambahan produksi dari dua ladang itu, kita berharap bisa mendorong ketahanan energi nasional dan meningkatkan daya saing ekspor gas alam kita," ujarnya.

Situasi ekonomi global yang tidak menentu, menurut Bahlil, tidak menyurutkan minat investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Ia menyebut, konflik geopolitik dan ketegangan perdagangan, termasuk perang tarif yang dilakukan Amerika Serikat, menjadi tantangan besar bagi iklim investasi dunia.

Namun ia mengapresiasi kebijakan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya berhasil menurunkan tarif perdagangan dari Amerika Serikat kepada Indonesia.

"Diplomasi Presiden kita berhasil menurunkan tarif dari 32 persen menjadi 19 persen. Ini pencapaian luar biasa di tengah perang tarif global," kata dia.

Investasi Eni ini, lanjut Bahlil, tidak hanya penting dari sisi energi dan fiskal, tapi juga membawa dampak sosial-ekonomi langsung ke daerah.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved