Diplomat Muda Tewas di Menteng

Beredar Hasil Autopsi Kematian Diplomat Kemlu dari National Security Agency, Respons Polisi

Beredar hasil autopsi kematian diplomat Kemlu dari National Security Agency. Benarkah dibunuh? Respons polisi terkait hasil autopsi yang beredar.

Editor: Amalia Husnul A
Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra
DIPLOMAT KEMLU TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Kanan: Polisi melakukan oleh TKP di kos Daru di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). Beredar hasil autopsi kematian diplomat Kemlu dari National Security Agency. Benarkah dibunuh? Respons polisi terkait hasil autopsi yang beredar. (Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra) 

TRIBUNKALTIM.CO - Beredar hasil autopsi diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP) dari National Security Agency (NSA) yang menyebut penyebat kematiannya karena dibunuh dan bukan bunuh diri.

Jawaban Polda Metro Jaya terkait hasil autopsi dari NSA yang menyebut kematian diplomat Kemlu, ADP bukanlah bunuh diri melainkan dibunuh atau pembunuhan. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan bahwa informasi yang beredar terkait hasil autopsi diplomat Kemlu, ADP tersebut tidak resmi dan bukan berasal dari kepolisian.  

Ade Ary mengatakan, “Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan kepada pihak yang menyampaikan." 

Baca juga: Update Kasus Diplomat Kemlu Tewas, Terkuak Asal Muasal Lakban Kuning yang Tutupi Wajah Arya Daru

Yang jelas, kata Ade, semua fakta-fakta yang ditemukan akan dikumpulkan sehingga nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua, barulah semuanya bisa disimpulkan.

"Ada beberapa ahli yang dilibatkan, beberapa hasilnya sudah ada di tangan penyelidik," kata Ade Ary, kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).

Terkait klaim yang beredar di media sosial tersebut, Ade Ary tidak secara langsung menyebutnya sebagai hoaks. 

Namun, ia menyatakan informasi tersebut tetap akan menjadi bagian dari bahan analisis penyelidikan.

“Saya tidak bisa menyebut (hoaks) ya, atau tidak bisa mengomentari, yang jelas itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik.

Kami imbau masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan berhati-hati dalam menyikapi informasi,” ujarnya.

Ade Ary menegaskan, proses penyelidikan masih terus berlangsung dan melibatkan berbagai ahli dari beragam disiplin ilmu.

“Beberapa hasil pemeriksaan dari para ahli memang sudah kami terima, namun masih ada yang belum.

Setelah semuanya lengkap, akan kami sampaikan secara utuh.

Setiap ahli akan diminta menjelaskan hasil pemeriksaannya sesuai kompetensinya,” jelasnya.

Ia menekankan, penyelidikan dilakukan dengan pendekatan berbasis ilmiah atau scientific crime investigation.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved