Berita Samarinda Terkini

Transportasi Massal Samarinda Tak Bisa Tunggu Sempurna, Pengamat MTI Desak Pemkot Berani Memulai

MTI menanggapi wacana Pemkot Samarinda dalam pengadaan armada transportasi massal pada 2027

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
TRANSPORTASI MASSAL - Sebagian besar ruas jalan di Samarinda memiliki lebar terbatas. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengembangan transportasi massal, menuntut adaptasi moda dan rekayasa lalu lintas yang cermat agar tetap fungsional di tengah padatnya mobilitas warga. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

“Tidak ada teorinya perilaku orang Samarinda dalam buku lalu lintas. Makanya harus berani dibuat dan dilaksanakan saja dulu. Nanti dievaluasi pelan-pelan, regulasi apa lagi supaya implementasi angkutan umum itu bisa berjalan,” ucap Tiopan.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa eksperimen kebijakan sangat penting untuk memahami bagaimana masyarakat merespons kebijakan baru.

Tanpa keberanian untuk memulai, pemerintah tidak akan pernah mengetahui di mana titik kelemahan sistem dan seperti apa strategi perbaikannya.

“Saya kira kalau tidak mau dimulai, kita tidak pernah tahu kurangnya di mana dan perbaikannya mesti apa. Teori itu banyak, tapi kalau tidak diimplementasikan ya tidak bisa,” imbuhnya.

Di sisi lain, Tiopan juga mengingatkan bahwa transportasi massal yang statis akan berdampak luas terhadap struktur mobilitas, ekonomi rumah tangga, serta kualitas hidup warga perkotaan.

Baca juga: Buntut Kasus Pemukulan Ojol, Walikota Samarinda Percepat Sistem Parkir Berlangganan

Ketergantungan pada kendaraan pribadi terus memperparah kemacetan, meningkatkan polusi udara, serta menambah beban pengeluaran masyarakat.

“Kita bicara angkutan massal, itu juga ada hubungannya dengan manusia. Perilaku orang juga sangat mempengaruhi, apalagi yang namanya berlalu lintas,” katanya.

Dalam konteks ini, ia menilai bahwa langkah konkret jauh lebih penting dibanding wacana berulang yang tidak kunjung menghasilkan solusi.

Komitmen kebijakan, keberanian institusi, dan ketegasan dalam mengelola perubahan dinilai menjadi syarat mutlak bagi lahirnya sistem transportasi publik yang layak dan berkelanjutan di Kota Samarinda.

“Tergantung kebijakan pemerintah kotanya saja dan keberaniannya untuk memulai,” tutupnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved