Berita Nasional Terkini

Arya Daru Diduga Panik Usai Salah Kirim WhatsApp, Rute Perjalanan Diubah-ubah Saat di Dalam Taksi

Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan diduga panik usai salah kirim WhatsApp saat menunggu taksi di Mal Grand Indonesia. 

Editor: Doan Pardede
Tangkapan Layar YT Tribunnewsbogor
DIPLOMAT KEMLU TEWAS - Diplomat Arya Daru di rooftop Kemlu. Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan diduga panik usai salah kirim WhatsApp saat menunggu taksi di Mal Grand Indonesia. (Tangkapan Layar YT Tribunnewsbogor) 

TRIBUNKALTIM.CO - Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan diduga panik usai salah kirim WhatsApp saat menunggu taksi di Mal Grand Indonesia. 

Setelah salah mengirim chat WhatsApp, Arya Daru langsung mematikan HP-nya. 

Saat di dalam taksi, Arya Daru dua kali mengubah rute perjalanan, hingga akhirnya memutuskan menuju kantor Kemlu tempatnya bekerja. 

Di Gedung Kemlu, Arya Daru naik ke rooftop lantai 12 lalu berada di sana selama 1 jam 26 menit.

Baca juga: Penyebab Lebam di Tubuh Diplomat Arya Daru Terungkap, Dokter Forensik: Kekerasan Benda Tumpul

Arya Daru bahkan sempat naik ke tembok dan menyebabkan memar di beberapa tubuhnya.

Setelah itu Arya Daru pulang ke kosan di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat sambil meninggalkan barang-barangnya di tangga darurat rooftop.

Di kosan, Arya Daru Pangayunan sempat terekam kamera CCTV membuang sampah berisi sisa makanan, pelumas, dan alat kontrasepsi.

Arya Daru tak terlihat keluar kamar hingga pagi hari ditemukan sudah tak bernyawa di atas kasurnya dengan kondisi kepala terlilit lakban dan plastik sampai leher, pada Selasa (8/7/2025). 

Sebelum ditemukan tewas, Arya Daru sempat membuat istrinya khawatir sampai berkali-kali menghubungi penjaga kos.

Sang istri, Meta Ayu Puspitanti tidak bisa menghubungi Arya Daru Pangayunan sejak sekitar pukul 21.00 WIB, Senin (7/7/2025).

Arya Daru terakhir kali mengabari sang istri saat sedang mengantre taksi di Grand Indonesia.

Berdasarkan rekaman CCTV, Arya Daru berbelanja dengan dua orang yakni Dion dan Vara dari pukul 17.52 WIB.

Kemudian pada pukul 20.45 WIB, Arya Daru terekam CCTV sedang mengantre taksi Blue Bird dengan membawa tas gendong dan tas belanja.

DIPLOMAT KEMLU TEWAS - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkap penyebab kematian diplomat Kementerian Arya Daru Pangayunan di Aula Satya Harprabu Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025). Ia mengungkap pihaknya belum menemukan tindak pidana di balik kematian Arya Daru. (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)
DIPLOMAT KEMLU TEWAS - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkap penyebab kematian diplomat Kementerian Arya Daru Pangayunan di Aula Satya Harprabu Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025). Ia mengungkap pihaknya belum menemukan tindak pidana di balik kematian Arya Daru. (Tribunnews.com/ Reynas Abdila) (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)

Pada potongan CCTV yang dibagikan Polda Metro Jaya, Arya Daru tampak berjalan seorang diri.

Kemudian pada pukul 21.18 WIB, saat masih menunggu antri taksi, Arya Daru rupanya salah mengirim pesan WhatsApp.

"Berdasarkan CCTV terlihat korban antri Taxi Blue Bird korban membawa tas gendong dan tas belanja. Sesuai dengan keterangan saksi bahwa korabn salah mengirim pesan WhatsApp," tulis keterangan CCTV.

Lalu pada pukul 21.21 WIB, Arya Daru terekam menaiki taksi Blue Bird.

Menurut keterangan, setelah salah mengirim pesan WhatsApp itu, HP Arya Daru langsung mati dan tidak aktif lagi hingga saat ini.

Diduga HP itu sengaja dimatikan oleh Arya Daru.

Tak hanya mematikan HP, Arya Daru juga panik mengubah-ubah rute perjalanan saat berada di dalam taksi.

Awalnya Arya Daru memesan taksi menuju ke Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Kemudian di perjalanan ia mengubah rute ke kosannya di Gondandia.

Namun Arya Daru kembali mengganti rute dan malah pergi ke Gedung Kemlu.

"Berdasarkan CCTV terlihat korban menaiki Taxi Blue Bird Nomor RD 2323 sesuai dengan keterangan saksi bahwa berdasarkan keterangan supir taksi korban beberapa kali merubah tujuan (Terminal 3 Bandara Soetta, Gondangdia dan tujuan terakhir ke Kemenlu). Sesuai dengan analisa IT profil korban (nomor korban sudah tidak aktif)," tulis keterangan lagi.

Pukul 21.40 WIB dari CCTV Pos 1 Kemlu, Arya Daru berlari ke Gedung Kemlu.

Arya Daru terlihat membawa tas gendong dan tas belanja.

Pukul 21.43 WIB, Arya terlihat menuju rooftop lantai 12.

Ia berada di rooftop sekitar 1 jam 26 menit.

Setelah itu Arya Daru kembali ke kosannya pukul 23.23 WIB.

Hingga ditemukan tewas pada pukul 07.39 WIB di kosannya.

Berdasarkan hasil autopsi, sebab kematian Arya Daru akibat pertukaran oksigen pada saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas.

Polisi menyimpulkan kematian Arya Daru tanpa campur tangan pihak lain.

Dokter forensik RS Cipto Mangunkusumo Yoga Tohjiwa mengatakan, ada memar di tubuh Arya Daru saat dilakukan autopsi.

Memar itu, kata dia, dikarenakan adanya aktivitas Arya Daru di rooftop sebelum ditemukan tewas.

"Untuk apakah itu dilakukan secara selfharm, berdasarkan hasil gelar perkara bahwa adanya pada saat di Kemenlu, itu di rooftop ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yang dapat menyebabkan memar pada lengan bagian atas kanan," kata Yoga Tohjiwa, seperti dilansir TribunnewsBogor.com di artikel berjudul Kepanikan Diplomat Arya Daru Usai Salah Kirim Pesan WhatsApp, 1 Jam di Rooftop, Sempat Panjat Tembok.

Kesimpulan Polisi 

Polda Metro Jaya, yang menangani kasus tersebut menyimpulkan tidak ada unsur pidana pada kematian Arya Daru, dan beberapa penjelasannya mengarah pada bunuh diri.

"Kami akan menyimpulkan dari pada hasil penyelidikan yang kami lakukan, bahwa penyeliikan yang kami lakukan, kami simpulkan belum menemukan peristiwa pidana," kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, pada konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Baca juga: Polisi Sebut Belum Ada Unsur Pembunuhan pada Diplomat Arya Daru, Keluarga dan Tetangga tak Terima

Pada kesempatan yang sama, dipaparkan hasil pemeriksaan barang bukti digital berupa handphone (HP), Arya sempat mengirim email ke badan amal yang menyediakan layanan kesehatan mental.

Anggota tim Ditressiber Polda Metro Jaya Ipda Saji Purwanto mengatakan, email tersebut pertama kali dikirim pada 2013. 

"Kami menemukan adanya pengiriman email yang dimiliki atau digunakan oleh pengguna digital evidence, alamatnya adalah daru_c@yahoo.com. dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional, yanh mengalami perasaan tertekan dan putus asa termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri," kata Saji di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Delapan tahun berselang selama periode September-Oktober 2021, Arya kembali mengirimkan email ke badan amal tersebut.

"Intinya adalah sama, ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," ungkap Saji.

Saji mengungkapkan, Arya Daru pernah berkeluh kesah ingin mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung tinggi.

"Dari informasi di email tahun 2021, itu pada intinya korban sempat bercerita ketika melihat gedung tinggi ingin mencari cara untuk loncat dari atas," ungkap dia.

Selain itu, korban juga sempat berniat menenggelamkan diri di laut ketika melihat pantai.

"Kemudian kalau melihat pantai, ingin menenggelamkan diri," ujar Saji.

Keluarga Tidak Terima 

Dari kediaman Arya Daru di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa (29/7/2025), pihak keluarga masih syok dengan meninggalnya almarhum dan setelah mendengar kesimpulan pihak kepolisian.

"Betul tadi sudah menyampaikan mengenai apa yang terjadi kepada almarhum adik kami, saudara kami, Arya Daru Pangayunan. Berkenaan dengan hal tersebut, sebetulnya kami saat ini masih pada posisi yang berat. Masih syok," kata Meta Bagus, kakak ipar Arya Daru.

"Dalam sesi itu, semua, istri almarhum mengikuti semua dengan baik. Kalau tadi kita menyimak apa yang disampaikan oleh beliau-beliau pihak berwajib, sampai saat ini kan memang penyelidikan masih berlangsung dan ini kan kesimpulan yang disampaikan juga masih dalam proses pendalaman juga," lanjutnya.

Pihak keluarga sedang fokus untuk tetap menjaga hati dan pikiran dari anak-anak almarhum.

Sebab, ia meyakini bahwa proses penyelidikan yang berlangsung tidak lah mudah. Akan tetapi, pihaknya juga sedang berusaha membicarakan terkait pencarian kuasa hukum untuk melanjutkan kasus tersebut.

Pihak keluarga Arya Daru mengajak kepada media dan masyarakat luas untuk tetap ikut mengawal jalannya proses pengusutan kasus Arya Daru dengan empati, berimbang, dan objektif.

Apalagi, pengungkapan kasus ini disebut belum tuntas dan masih ada hal-hal yang perlu didalami untuk mengetahui hasil ke depan.

"Kami sangat sangat menghargai dukungan dari teman-teman media, dari seluruh masyarakat Indonesia mengenai kasus ini dan juga kami percaya bahwa kita semua bagian dari masyarakat ini percaya bahwa keadilan adalah milik bersama," tuturnya. 

Baca juga: Muncul Nama Farah di Kasus Diplomat Kemlu, Temani Arya Daru Belanja di Mal

Pihak keluarga tidak terima dengan kesimpulan polisi, dan meyakini Arya Daru bukan tewas karena bunuh diri.

"Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu," jelasnya, seperti dilansir TribunJakarta.com di artikel berjudul Babak Baru Kasus Kematian Diplomat Arya Daru, Keluarga Tak Terima hingga Tulis Pernyataan Resmi.

Pernyataan Resmi 

Pihak keluarga juga membuat pernyataan resmi yang diterima awak media termasuk TribunJakarta hari ini, Rabu (30/7/2025).

Berikut isi pernyataan resminya:

PERNYATAAN KELUARGA BESAR ARYA DARU PANGAYUNAN

Dengan segala ketulusan, kami — keluarga besar almarhum Arya Daru Pangayunan — ingin menyampaikan beberapa hal terkait proses penyelidikan atas wafatnya Daru.

Kami percaya bahwa setiap orang berhak atas kebenaran, terlebih ketika menyangkut seseorang yang sangat kami cintai.

Karena itu, kami sangat berharap agar proses penyelidikan ini dilakukan secara cermat, menyeluruh, dan profesional.

Artinya, kami berharap setiap fakta yang ada bisa benar-benar diperiksa dengan teliti dan terbuka.

Kami juga berharap semua masukan dari keluarga — termasuk hal-hal yang kami alami dan ketahui secara langsung — dapat ikut dipertimbangkan.

Dan yang tak kalah penting, kami percaya proses ini akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan integritas oleh pihak-pihak yang
berwenang. 

Bagi kami, Daru bukan hanya seorang diplomat atau aparatur negara. Ia adalah anak, suami, kakak, adik, dan sahabat yang kami sayangi.

Semasa hidupnya, ia  dikenal sebagai pribadi yang berdedikasi dan memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain. 

Kami menyadari bahwa peristiwa ini menjadi perhatian publik. Sebagai keluarga, kami ingin mendampingi proses ini dengan cara yang baik, terbuka, dan saling menghargai.

Kami juga mengajak teman-teman media dan masyarakat luas untuk ikut mengawal jalannya proses ini dengan empati, informasi yang berimbang, dan sikap yang objektif. Dukungan kalian semua sangat berarti — tidak hanya bagi kami sebagai keluarga, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang percaya bahwa keadilan adalah milik bersama. 

Kami percaya, pada waktunya nanti, kebenaran akan terungkap dengan terang dan membawa keadilan serta ketenangan bagi Daru, juga bagi kami yang ditinggalkan. 

Terima kasih atas doa, perhatian, dan semua bentuk dukungan yang terus kami rasakan dari berbagai pihak. 

Hormat kami, 

Keluarga Besar Arya Daru Pangayunan

Disclaimer 

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. 

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. 

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. 

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. 

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: 

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved