Berita Paser Terkini

Lansia di Paser Tewas Diterkam Buaya di Sungai Sirang, Ditemukan tak Utuh

Seorang warga Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan setelah dilaporkan saat memancing di Sungai Sirang.

HO/BPBD PASER
SERANGAN BUAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser saat melakukan penyisiran untuk mencari sisa potongan tubuh korban yang diterkam buaya di Sungai Sirang, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Selasa (5/8/2025). Korban ditemukan dengan kondisi mengenaskan. (HO/BPBD PASER) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Warga Paser, Kalimantan Timur, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan setelah dilaporkan saat memancing di Sungai Sirang, Kecamatan Long Kali.

Korban bernama Dongak (61), lansia yang diduga kuat menjadi target serangan predator air yaitu buaya rawa pada wilayah tersebut.

Peristiwa itu pertama kali dilaporkan Camat Long Kali dengan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser, pada 4 Agustus lalu sekira pukul 18.00 Wita.

Laporan menyebut bahwa korban terakhir kali terlihat oleh warga sekitar pukul 09.00 WITA, saat pergi memancing dengan membawa alat pancing dan menggunakan sepeda pancal.

Baca juga: Viral! Buaya Terkam Kucing di Danau Polder Ilham Maulana Sangatta Kutim

"Kami menerima laporan dari Pak Camat bahwa ada warganya yang hilang, dari keterangan saksi bernama Mukmin, korban terakhir dilihatnya saat pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita yang hendak pergi memancing," terang Komandan Rescue BPBD Paser, Marwansyah di Tanah Grogot, Rabu (6/8/2025).

Pencarian korban dilakukan secara bertahap oleh BPBD Paser bersama aparat Koramil Long Kali, dan pada pukul 20.00 Wita ditemukan sejumlah barang milik korban di tepi Sungai Sirang.

"Barang yang ditemukan itu berupa alat pancing, parang, dan di lokasi juga terlihat jejak kaki yang mengarah ke sungai, ditambah adanya bekas jejak buaya," tambahnya.

Hanya saja, karena kondisi kal itu sudah gelap dan dianggap pencarian memiliki resiko tinggi ketika dilanjutkan.

Baca juga: Kronologi Pelajar SMP Tewas Diterkam Buaya Saat Memancing di Sungai Santan

Dengan kondisi tersebut, tim gabungan memutuskan untuk menghentikan pencarian dan dilanjut keesokan harinya.

"Pagi harinya di tanggal 5 Agustus sebelum kami tiba di lokasi, warga bersama pihak kecamatan dan anggota Koramil melaporkan bahwa korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dengan kondisi tubuh yang tidak utuh," ungkap Komandan Rescue BPBD Paser yang akrab disapa Kiwong.

Tubuh korban dievakuasi secara mandiri oleh warga menggunakan peralatan seadanya, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan separuh tubuh hilang akibat serangan predator.

Berdasarkan hasil analisis BPBD Paser dan saksi di lokasi, besar kemungkinan korban diserang oleh buaya muara yang dikenal berukuran besar dan sangat agresif.

Baca juga: Buaya Terkam Remaja di Sungai Santan Kukar, Hanya Sandal dan Pancing yang Tersisa

"Saksi mata memang tidak melihat secara langsung kejadian, tapi sempat mendengar suara seperti hentakan dayung di air. Biasanya kalau suara seperti itu di sungai, kemungkinan besar berasal dari pergerakan buaya yang menyerang," ungkapnya.

Diameter jejak di lokasi kejadian, kata Kiwong menyerupai ukuran buaya besar yang sebelumnya juga pernah terlihat di wilayah Desa Tabru Paser Damai.

"Kami perkirakan diameter tubuh predator ini bisa mencapai lebih dari satu meter. Sungai Sirang ini adalah kawasan muara, pertemuan air tawar dan air asin, tempat yang sangat cocok untuk buaya muara berkembang biak," ulasnya.

Sebagai respons atas kejadian ini, BPBD Paser menetapkan status tanggap darurat selama tiga hari untuk melakukan penyisiran lanjutan di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Alasan BPBD Paser Usul Pasang Alat Deteksi Keberadaan Buaya di Telaga Unggu Kaltim

Hal ini untuk memastikan tidak ada potensi ancaman lanjutan terhadap warga dan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

"Update terbaru, tim masih melakukan pencarian bagian tubuh yang hilang, juga ada tambahan bantuan personel dari Polairud sehingga radius pencarian diperluas hingga 5 sampai 6 kilometer dari lokasi kejadian," papar Kiwong.

Atas peristiwa tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai, untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas memancing sendirian di lokasi rawan serangan buaya, terutama saat pagi dan sore hari ketika buaya lebih aktif.

"Kami mengimbau warga agar selalu melapor jika ingin melakukan aktivitas di sekitar sungai, sebaiknya jangan sendiri dan terus waspada terhadap kemungkinan serangan satwa liar," pungkas Kiwong. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved