Pembunuhan Sadis di Berau
Pembunuh Istri dan Anak di Berau Negatif Gangguan Jiwa, Julius Nekat Mau Habisi Diri di Polres Berau
Pembunuh istri dan anak di Berau, Kalimantan Timur negatif gangguan jiwa alias waras. Tersangka Julius (34) nekat mau habisi diri di Polres Berau.
Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Motif Pembunuhan Belum Diketahui
Menurut Ngatijan, Julius melakukan hal tersebut lantaran dihantui rasa ketakutan yang mendalam.
Kemudian, Ngatijan belum dapat memberitahu motif asli pembunuhan yang dilakukan Julius. Lantaran, Julius baru memulai pemeriksaan lanjutan.
Adapun saksi yang telah diperiksa yakni pelapor atau Mertua pelaku dan Bibi dari Pelaku.
“Akan ada pemeriksaan lanjutan dan olah TKP,” tutupnya.
Baca juga: Pembunuh Istri Hamil dan 2 Anak di Berau Mengaku Dimarahi One Piece, Warga Kampung Minta Keadilan
Analisa Psikolog Kaltim
Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Kalimantan Timur diguncang dua tragedi kemanusiaan, dua ayah kandung tega menghabisi nyawa anak mereka sendiri.
Kasus di Samarinda dan Berau menjadi alarm keras tentang bahaya tekanan psikologis yang tak tertangani.
Ketua Ikatan Psikologi Klinis Kaltim mengungkap faktor-faktor pemicu, mulai dari stres ekonomi hingga gangguan mental berat akibat konflik keluarga dan penyalahgunaan zat berbahaya atau narkoba.
Banyaknya anggota keluarga yang dibunuh oleh orang tuanya sendiri dengan sadis terutama selama bulan Juli dan Agustus 2025.
Sebut saja di Kota Samarinda pada 25 Juli lalu, seorang ayah kandung tega menghabiskan nyawa dua anaknya yang masih berusia 4 dan 2 tahun.
Sedangkan di Kabupaten Berau pada Minggu, (10/8) Ayah Kandung tega habisnya 3 orang sekaligus, Yaitu istri dan dua anaknya.
Baca juga: Fakta-Fakta Pembunuhan Tragis Istri dan Anak di Berau: Hukuman Mati hingga Motif Misterius One Piece
Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Kaltim, Ayunda Ramadhani, menjelaskan fenomena kasus pembunuhan tersebut sudah lama terjadi.
Ia menjelaskan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dialami pelaku mulai tekanan ekonomi, konflik dalam rumah tangga, serta penyalahgunaan zat atau obat-obatan terlarang.
Faktor-faktor tersebut kata dia, jika tidak diiringi dengan pengelolaan konflik yang efektif maka mucul masalah besar dalam keluarga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.