Berita Nasional Terkini
Respons AHY soal Tak Disalami Gibran, Sebut Hubungan Baik dan Tak Ada Masalah
Respons AHY soal tak disalami Gibran yang videonya viral di media sosial. Sebut hubungan baik dan tak ada masalah
Sebelumnya, di tengah isu yang sempat mengaitkan tudingan ijazah palsu dengan “partai biru”, komunikasi antara kedua keluarga tersebut tetap berlangsung baik.
Gibran diketahui menjenguk SBY saat dirawat di RSPAD, dan Kaesang Pangarep menyatakan keinginannya bertemu AHY untuk menjaga hubungan politik yang sehat.
AHY pun telah membantah tudingan yang diarahkan ke Partai Demokrat dan menginstruksikan tim komunikasi partai untuk meluruskan informasi yang beredar.
Gestur simbolik dalam acara kenegaraan, seperti yang viral baru-baru ini, tidak selalu mencerminkan ketegangan politik.
AHY menekankan pentingnya kedewasaan publik dalam menyikapi dinamika semacam ini.
Sorotan Pengamat
Pengamat politik Adi Prayitno turut menanggapi peristiwa itu.
Adi Prayitno merupakan staf pengajar Jurusan Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adi Prayitno menyebut peristiwa itu disorot lantaran bersalaman merupakan budaya bangsa Indonesia.
“Kenapa ini menjadi ramai? Karena budaya salaman itu dianggap sebagai budaya orang ketimuran secara umum. Jadi, kalau ada pertemuan pejabat-pejabat penting di negara kita. Presiden, wakil presiden, anggota dewan, dan pejabat publik lain sering kali memang suka saling bersalaman,” ujarnya dalam program iNews Room di iNews, Senin, (11/8/2025).
Oleh karena itu, menurut Adi, wajar apabila Gibran disorot ketika dia tidak menyalami sejumlah pejabat dan berujung pada munculnya isu-isu politik.
Adi mengatakan tidak hanya AHY yang tidak disalami Gibran. Cak Imin, Zulhas, bahkan Bahlil yang dinilai cukup dekat dengan ayah Gibran, Jokowi, pun tidak disalami.
Menurut Adi, jika Gibran tidak bersalaman dengan Bahlil, Zulhas, dan Cak Imin, hal itu tidak akan dipersoalkan masyarakat karena tidak ada rivalitas apa pun.

“Tapi beda ceritanya kalau tidak menyalami AHY, itu pasti dikait-kaitkan soal bagaimana ketegangan keduanya itu terjadi. Apalagi beberapa waktu yang lalu muncul narasi-narasi ada partai biru, orang besar, dan seterusnya,” kata Adi yang menjadi Direktur Parameter Politik Indonesia, sebuah lembaga survei.
“Kalau kita mau jujur, yang saat ini menjadi komoditas politik yang paling viral dan selalu tingkah laku politiknya adalah satu Gibran, yang kedua adalah AHY yang dinilai oleh publik sedang mem-profiling untuk menuju jalan panjang di 2029,” ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.