Menurut Sandiaga, OK OCE sebagai salah satu solusi untuk menekan pengangguran.
Rencananya, OK OCE dibuat dalam skala nasional dan dibentuk di setiap kabupaten/kota.
Bahkan saat ini, katanya, sudah ada beberapa proyek cobaan atau pilot project di puluhan kabupaten.
"Sekarang kami sudah angkat OK OCE ini ke level nasional, sudah ada beberapa pilot project di puluhan kabupaten. Kami ingin dorong sebagai program berskala nasional dengan satu pendekatan gerakan ekonomi rakyat," ujar Sandiaga, dilansir Kompas.com.
Dianggap Usang dan Gagal
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto, menilai program OK OCE sudah usang sejak di DKI Jakarta dan sulit diangkat sebagai program nasional.
"Cawapres 02 lebih menampilkan gagasan pribadi dengan program usang yang telah gagal diterapkan di DKI Jakarta, yakni OK OCE," ungkap Hasto, dilansir Tribunnews.com.
Hasto membeberkan data dari target OK OCE sebanyak 40.000 per tahun, yang mendaftar hanya 1.000 atau 2,5 persen dan hanya 150 orang yang dapat modal.
"Ini adalah cerminan gagalnya program OK OCE yang ditawarkan Sandiaga," tegas Hasto.
Sementara itu pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie, menilai program OK OCE sangat janggal jika dibawa ke tingkat nasional karena di DKI Jakarta berantakan dan banyak yang gulung tikar.
"Sudah jelas itu program gagal, tak layak juga dibawa ke level nasional. Secara eksistensi keberadaan program ini tak membuahkan hasil, substansinya agak kabur, dan esensinya tak terarah karena tak terkonsep," kata Jerry, Rabu (20/3/2019).
OK OCE kalah bersaing dengan berbagai minimarket yang sudah ada.
Ini terjadi karena OK OCE tak punya konsep dan dukungan jelas dan sistem bisnis, juga jaringan distribusi.
Menurut dia, klaim Sandiaga Uno bahwa OK OCE menurunkan pengangguran di Jakarta hanya kamuflase semata untuk mengalihkan bahwa program besutannya telah gagal.
Jerry turut mengkritisi rumah siap kerja yang tak jelas konsepnya.