PKS - Partai Nasdem tidak akan memberi tempat untuk gerakan separatisme, terorisme hingga radikalisme.
"Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mustafa Kamal.
Ketiga, lanjut Mustafa, PKS dengan Partai Nasdem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam.
"Generasi penerus dari 2 komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati saling memahami dan saling bekerja sama dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan," jelasnya.
Ancam oposisi
Pernyataan terkait oposisi bukan kali pertama dilontarkan Surya Paloh.
Sebelum Jokowi melantik para Menteri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat menyinggung soal sikap oposisi.
Hal itu ditegaskannya ketika menghadiri acara pelantikan Jokowi - Maruf Amin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) lalu.
Penegasan itu juga sekaligus menjawab pertanyaan dari awak media mengenai adanya manuver parpol oposisi yang ingin bergabung ke pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.
Menurut dia, koalisi gemuk yang ada di pemerintahan dinilainya tidak akan baik untuk negara demokrasi.
"Kita harus menjaga sistem checks and balance. Kalau tidak ada lagi yang beroposisi, demokrasi berarti sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki," kata Surya Paloh di Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Bahkan, menurut Surya Paloh, Partai Nasdem menyatakan siap menjadi partai oposisi.
Sebaliknya, ia tak masalah harus keluar dari koalisi Jokowi - Maruf Amin.
"Kalau tidak ada yang mau jadi oposisi, Nasdem saja jadi oposisi," pungkasnya.
Anak buah Megawati angkat bicara