Ada Apa di Balik Gagalnya Mahfud MD Jadi Wakil Presiden Jokowi pada Pilpres 2019? Ini Alasannya

Ada Apa di Balik Gagalnya Mahfud MD Jadi Wakil Presiden Jokowi pada Pilpres 2019? Ini Alasannya,

Editor: Mathias Masan Ola
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat ditemui di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO,  JAKARTA -Ada Apa di Balik Gagalnya Mahfud MD Jadi Wakil Presiden Jokowi pada Pilpres 2019? Ini Alasannya.

Banyak versi yang bermunculan saat Mahfud MD yang kini menjabat Menko Polhukam kabinet Indonesia Maju gagal mendampingi Jokowi sebagai Wakil Presiden pada Pilpres lalu.

Dilansir dari Kompas.com, salah satunya adalah penolakan dari Partai Golkar.

Terkait hal itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam ) Mahfud MD angkat suara.

Baca Juga;

Persib Wajib Hati-hati Pemain Andalannya Dibidik Klub Malaysia, Bobotoh Langsung Bereaksi

Persija, Persebaya, Bhayangkara FC Antre Tandatangan Eks Rekan Cristiano Ronaldo, Persib Tak Ikut?

Kaleidoskop 2019 Daftar Perceraian 5 Selebriti Tanah Air, Termasuk Gading Marten dan Gisel

Singgung Janji Istana, Yusril Angkat Bicara Soal Tak jadi Menteri & Wantimpres, Ogah jadi Dewas KPK

Berita ini menjadi yang terpopuler di rubrik Nasional Kompas.com sepanjang Minggu (15/12/2019).

Mahfud mengaku, ada banyak versi cerita di balik gagalnya ia menjadi orang nomor dua di negeri ini.

Informasi yang diperoleh Kompas.com, salah satunya lantaran adanya penolakan dari Partai Golkar. Namun, Mahfud segera mengklarifikasinya.

"Perlu saya klarifikasi. Saya memang mendengar dari Bang Akbar Tandjung, katanya memang Golkar termasuk yang menolak saya jadi wapres, karena dulu ( dibilang ) saya ikut Gus Dur (Presiden keempar RI Abdurrahman Wahid) mau membubarkan Golkar. (Tapi) saya bantah," kata Mahfud dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor Kemenko Polhukam, pada 5 Desember lalu.

Menurut Mahfud, di dalam buku yang ia terbitkan pada 2003, ia justru menjadi pihak yang paling keras menolak rencana Gus Dur mengeluarkan dekrit untuk membubarkan Golkar.

Ia menilai, kondisi Gus Dur saat memimpin berbeda ketika Presiden Soekarno memimpin saat akan membubarkan parpol. Ketika itu, Bung Karno mendapat dukungan penuh dari tentara dan polisi. Namun tidak demikian dengan Gus Dur.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved