TRIBUNKALTIM.CO - Diduga dari tempat Ini virus Corona berasal, kebiasaan warga China diperkirakan jadi penyebab utama
Dunia kesehatan digegerkan dengan merebaknya virus Corona dalam beberapa waktu terakhir .
Virus ini diduga berasal dari China dan menyebar ke beberapa negara .
Virus Corona yang merebak diduga berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan, Wuhan, China.
Dugaan sementara hewan liar tersebut adalah kelelawar atau ular, meskipun sampai saat ini belum dapat dibuktikan.
Pasar Seafood Huanan sendiri adalah pasar tradisional yang menjual bebagai barang kebutuhan sehari-hari.
• Virus Corona yang Berasal dari China Bikin Perayaan Tahun Baru Imlek 2020 Dibatalkan, Bandara Siaga
• Wabah Virus Corona Merebak, AirAsia Batalkan Semua Penerbangan Menuju Wuhan
• Tak Ada Penerbangan ke China, Bandara Juwata Tarakan Tetap Antisipasi Penyebaran Virus Corona
• Bandara APT Pranoto Samarinda Siaga Virus Corona, Bangun Dua Posko Pemeriksaan
Namun pasar ini juga menjual benda tak lazim, termasuk hewan liar hidup atau siap olah.
Dilansir Mothership Singapore, ada berbagai hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan.
Sebut saja rubah, anak serigala, buruk merah, unta, burung unta, koala, dan landak.
Penjual di pasar tersebut juga menawarkan jasa potong dan pengiriman bagi konsumen yang ingin membeli hewan eksrem tersebut.
Pertanyaanya, mengapa orang China gemar menyantap hewan liar yang tak lazim untuk dikonsumsi?
Dilansir South China Morning Post, menurut ekonom politik independen, Hu Xingdou, alasan budaya, ekonomi, dan politik masih jadi alasan mengapa orang China suka makan hewan liar dan eksotis.
“Orang China melihat makanan sebagai suatu kebutuhan utama."
"Karena kelaparan adalah ancaman yang besar dan bagian tak terlupakan dari sejarah negeri ini,” ujar Hu seperti dilansir South China Morning Post.
“Mungkin banyak orang China yang tak lagi bermasalah dalam hal makanan."
"Namun memakan daging, organ, atau bagian dari hewan atau tumbuhan langka telah menjadi identitas bagi sebagian orang," imbuh dia.
Selain itu, dilansir Mothership Singapore, orang-orang China menganggap hewan liar lebih bernutrisi daripada hewan yang dikembangbiakan khusus untuk dikonsumsi.
Status sosial juga menjadi alasan mengapa banyak orang China yang masih senang mengonsumsi hewan langka dan liar.
Misalnya, semangkuk sup kelelawar memiliki nama “Fu” dalam bahasa Mandarin yang artinya adalah keberuntungan dan nasib baik.
Ini sekaligus menjadi alasan mengapa mudah menemukan pasar yang menjual hewan liar dalam kondisi hidup atau mati di kota besar China.
Pasar dengan kuliner ekstrem ini dapat ditemui di wilayah Provinsi Guangdong, Guangzhou, dan Shandong.
Pasar Seafood Huanan dipercaya sebagai sumber dari penyebaran wabah Virus Corona.
Pada Rabu (22/01/2020), pemerintah Wuhan telah melarang proses jual beli hewan di pasar basah tersebut.
Sejauh ini telah ada sekitar 628 kasus coronavirus di China dan 17 di antaranya meninggal dunia.
Kini penyebaran virus sudah mencapai ke beberapa negara seperti Thailand, Hongkong, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Amerika, dan Vietnam.
6 Fakta Virus Corona
6 fakta Virus Corona, begini cara pencegahan dan pengobatan, ketahui juga gejalanya!
Dikabarkan ada 17 nyawa melayang akibat Virus Corona di wilayah Wuhan, China.
Topik Virus Corona lantas menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia.
Sebab, Virus Corona berakibat kematian.
Dikutip dari Kompas.com, Komisi Kesehatan Nasional China menyebut bila Virus Corona ini pertama kali dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019 lalu.
Punya kemiripan dengan virus SARS dan MERS, Virus Corona ini termasuk berbahaya karena bisa menular dari manusia ke manusia dan berakibat kematian.
Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang Virus Corona.
1. Cara Penyebaran
Melansir dari CNET, Coronavirus berasal dari keluarga virus coronaviridae.
Di bawah pantauan mikroskop, virus ini terlihat seperti cincin berduri.
Biasanya virus ini ditemukan pada hewan mulai dari ternak hingga hewan peliharaan.
Serta ditemukan pula pada kelelawar.
Saat virus tersebut menular ke manusia mereka akan menyebabkan demam, sakit pernafasan dan radang paru-paru.
Orang dengan gangguan kekebalan seperti pada orang tua atau orang dengan HIV-AIDS kondisi ini akan semakin parah.
Virus ini termasuk virus yang kepatogenannya mendekati SARS dan MERS.
Sebelumnya SARS saat awal tahun 2.000-an menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan mengakibatkan 800 kematian.
Sedangkan MERS muncul awal 2010-an dan menginfeksi hampir 2.500 orang dan menyebabkan lebih dari 850 kematian.
2. Asal virus
Diperkirkan virus baru di China ini berasal dari Pusat Grosir Laut Huanan di Wuhan.
Sementara Wuhan sendiri adalah kota dengan penduduk 11 juta.
Pasar Wuhan menjual ikan serta sejumlah besar daging hewan lain.
Pada Hari Rabu, laporan Journal of Medical Virology menunjukkan bahwa ular adalah reservoir memungkinkan untuk virus ini.
Peneliti membandingkan kode genetik virus dan membandingkannya dengan dua jenis ular, yaitu krait dan kobra China.
Hewan lain juga diteliti, tetapi tak menunjukan tingkat kemiripan genetik.
3. Laporan kasus
Bukan hanya di China, namun sejumlah negara lain juga dilaporkan telah ada yang tertular virus ini.
Berikut sejumlah kasus virus corona jenis baru:
- Cina: 544 kasus yang dikonfirmasi
- Thailand: 2 kasus dikonfirmasi
- Jepang: 1 kasus dikonfirmasi
- Korea Selatan: 1 kasus dikonfirmasi
- AS: 1 kasus dikonfirmasi
Akibat penyebaran virus ini pihak berwenang China akan menutup Kota Wuhan, dan membatalkan semua jalur transportasi.
Pembatasan perjalanan akan berlaku sampai tanggal yang belum bisa ditentukan.
4. Gejala
Coronavirus baru ini menyebabkan gejala yang mirip coronavirus yang lainnya.
Sejumlah besar masyarakat yang terinfeksi mengalami gejala pneumonia ringan, namun yang lain menunjukkan pneumonia yang parah.
Umumnya pasien akan mengeluhkan:
- Suhu tubuh tinggi Batuk kering Napas pendek atau kesulitan bernafas.
- Saat penyakit ini berkembang, pasien akan mengalami pneumonia yang menggelembungkan paru-paru.
- Saat dirontgen, paru-paru tersebut akan terlihat terisi cairan.
5. Pengobatannya
Saat ini belum ada terapi khusus maupun vaksin yang bisa menolong dari virus ini.
Dalam kebanyakan kasus, tenaga kesehatan hanya berupaya menangani gejala yang ada.
Saat ini ilmuwan China tengah melakukan penelitian untuk menemukan vaksin corona.
"Kami belajar bahwa epidemi dapat dikendalikan tanpa obat-obatan atau vaksin, menggunakan pengawasan yang ditingkatkan, isolasi kasus, pelacakan kontak, PPE dan langkah-langkah pengendalian infeksi," kata Raina MacIntyre, kepala program penelitian biosekuriti di Kirby Institute, Universitas New South Wales.
6. Pencegahannya
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, WHO merekomendasikan serangkaian langkah yakni menjaga kebersihan tangan, kebersihan penafasan dan sejumlah cara seperti Anda mengurangi resiko tertular flu.
Berikut ini secara lengkap sejumlah caranya:
- Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau hand rub yang mengandung alkohol.
- Tutupi hidung dan mulut ketika batuk dan bersin dengan tisu atau siku
- Hindari melakukan kontak dengan siapapun yang terkena flu, deman maupun gejala flu lain
- Masak daging dan telu sampai matan
- Kenakan perlindungan saat melakukan kontak dengan binatang liar ataupun binatang yang diternak atau dipelihara.
- Cara terebut juga dbagikan WHO dalam media sosialnya.
• Deteksi Virus Corona di Pintu Masuk, Siapkan Pemindai Suhu Tubuh, Virus Mirip SARS Merenggut 9 Jiwa
• Upaya Pihak Bandara Tangkal Virus Corona, Antisipasi Sejak Januari, Andalkan Puluhan Thermal Scanner
• Wabah Virus Corona Asal China, Walikota Tri Rismaharini Soroti, Belum Ditemukan Korban Perlu Waspada
• Jutaan Orang Lakukan Perjalanan Internasional saat Imlek, Virus Corona Kini Picu Kecemasan di China