China Uji Klinis, Mengenal Chloroquine Phosphate Solusi Virus Corona, Sudah Dipakai 70 Tahun Lalu

Seiring dengan berjalannya waktu, Virus Corona yang sempat meresahkan publik ini kini menemui titik terang soal obat untuk penawar Virus Corona!

Penulis: Doan Pardede | Editor: Budi Susilo
Kolase reddit.com dan hellosehat.com
VIRUS CORONA - Para ilmuwan di China temukan obat untuk virus Corona. Obat sejenis dengan itu di Indonesia sendiri digunakan untuk antimalaria 

TRIBUNKALTIM.CO - Mengenal Chloroquine Phosphate yang ditemukan di negara China

Kabarnya, Chloroquine Phosphate tersebut sebagai penawar dari penyembuh bagi penderita yang terkena Virus Corona

Di China sudah banyak sekali orang terkena paparan Virus Corona dan Chloroquine Phosphate sudah dipakai sebenarnya di Indonesia.

Keberadaan obat Virus Corona Akhirnya Ditemukan China, Ternyata  untuk antimalaria di Indonesia

Secara perlahan, para ahli di China melakukan pengujian klinis dan membuah hasil yang baik.

Seiring dengan berjalannya waktu, Virus Corona yang sempat meresahkan publik ini kini menemui titik terang soal obat untuk mencegah Virus Corona.

Para ahli di China telah melakukan uji klinis dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka menemukan sebuah obat yang dirasa cukup efektif untuk menangkal Virus Corona.

• Viral Resahkan Samarinda, WNA Diduga Kena Virus Corona, RSUD Abdul Wahab Sjahranie Bilang Negatif

• Selain Corona Ditemukan 5 Virus Baru Pada kelelawar Pemakan Buah, Berpeluang Menyebar di Indonesia

• Virus Corona Jadi Isu Internasional, Begini Dampaknya Bagi Pariwisata di Berau Kalimantan Timur

• Inilah 3 Poin Instruksi Dinas Kesehatan kepada Seluruh Faskes di Bontang Kaltim Tangkal Virus Corona

obat itu bernama Chloroquine Phosphate atau obat antimalaria

Berdasarkan hasil uji klinis, telah dikonfirmasi bahwa obat bernama Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit Corona Virus yang baru (Covid-19).

Hal ini juga disampaikan oleh seorang pejabat di China hari Senin lalu (17/2/2020).

Melansir dari Xinhua, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam konferensi pers mengatakan bahwa para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved