KAJIAN BMKG, Berhadapan Zona Megathrust, Sukabumi Dihantui Gempa Magnitudo 8,7 Tsunami 3 Meter

Kajian BMKG, berhadapan zona megathrust, Sukabumi dihantui gempa magnitudo 8,7 tsunami 3 meter

Editor: Rafan Arif Dwinanto
https://www.bmkg.go.id/gempabumi
Peta seismistas Indonesia. Kawasan ibu kota baru disebut memiliki potensi gempa magnitudo 5 hingga BNPB turunkan semua ahli, dari penjelasan BMKG ada 3 sesar Kalimantan 

TRIBUNKALTIM.CO - Kajian BMKG, berhadapan zona megathrust, Sukabumi dihantui gempa magnitudo 8,7 tsunami 3 meter.

Beberapa waktu ini tersiar kabar Sukabumi berpotensi dilanda gempa dan tsunami dahsyat.

BMKG sendiri tak menampik kabar bakal adanya gempa megathrust, tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebut gempa dan tsunami yang bisa terjadi di Sukabumi, Jawa Barat bukanlah sebuah prediksi.

Akan tetapi, hal tersebut merupakan hasil kajian.

Hal tersebut disampaikan Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

BMKG Umumkan Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Lebak Banten, Jawa Barat, Ini yang Harus Dilakukan

2 Kali Berturut-turut Diguncang Gempa dan Terkuat 6,1 SR, Warga Miangas Berhamburan Keluar Rumah

"Satu hal penting yang harus dipahami oleh masyarakat, besarnya magnitudo M=8,7 adalah potensi hasil kajian, bukan prediksi," ungkap Daryono kepada Tribunnews, Jumat (28/2/2020).

Daryono menjelaskan wilayah pesisir Sukabumi secara tektonik berhadapan dengan zona megathrust Samudera Hindia.

"Zona tersebut merupakan zona subduksi lempeng aktif dengan aktivitas kegempaan yang tinggi," ungkapnya.

Sejarah mencatat, pernah terjadi gempa kuat di wilayah selatan Jawa Barat dan Banten.

"Seperti pada 22 Januari 1780 (magnitudo 8.5), 27 Februari 1903 (magnitudo 8.1), dan 17 Juli 2006 (magnitudo 7.8)," ungkapnya.

Tsunami Bisa Sampai 3 Meter

Sementara itu, berdasar kajian BMKG tahun 2011 menunjukkan, zona megathrust selatan Sukabumi memiliki magnitudo gempa tertarget yaitu magnitudo 8,7.

"Kajian potensi bahaya sangat penting dilakukan untuk tujuan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat," ungkap Daryono.

Sehingga, pemerintah daerah diharapkan segera menyiapkan upaya mitigasi atau upaya mengurangi risiko bencana.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved