"Yang kedua ada gagal bayar yang jumlahnya cukup besar, di luar Jiwasraya dan Asabri Rp 33 triliun, Reksadana dan lain-lain total hampir Rp 150 triliun atau 10 billion dollar."
"Jadi kayak petinju kita sudah kebanyakan utang dikena jep gagal bayar, ya terjadi sesuatu yang kita tidak bisa diharapkan," kritiknya.
Kemudian, menurut Rizal Ramli dengan adanya Virus Corona, ekonomi Indonesia bisa semakin anjlok.
Jika penanganan tepat, menurutnya ekonomi Indonesia tidak akan jauh terlalu dalam.
"Nah kalau penanganan Corona ini efektif, ekonomi Indonesia akan nambah anjlok hanya minus satu persen lagi jadi tiga persen."
"Tapi kalau saya lihat track record sampai hari ini, mohon maaf penanganannya itu belum optimal, bisa-bisa efeknya pada ekonomi akan anjlok lagi tambah minus dua persen," jelas dia.
• Cegah Corona, Walikota Samarinda Imbau Warga Hindari Tempat Keramaian
• Wabah Corona, Orang Dalam Pemantauan di Kalimantan Utara Capai 895 Orang, Terbanyak di Nunukan
Lantaran merasa penanganan Virus Corona belum efektif, Rizal Ramli memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh dua persen bisa kurang.
"Jadi buntutnya tahun 2020 kita hanya tumbuh dua bahkan mungkin dua persen mungkin kurang," lanjutnya.
Lantas, Mantan Menteri pada Kabinet Kerja ini mengungkap rupiah dan saham yang mulai anjlok.
"Nah karena dampaknya bukan dari segi kesehatan yang ibu tadi jelaskan dengan sangat bagus, tapi juga dampak ekonominya."
"Seperti diketahui rupiah sudah anjlok ke Rp 15.200, saham dari 6.000 an indeksnya sudah drop ke Rp 4.500," ungkapnya.
Sehingga, Rizal Ramli menyarankan agar pemerintah menghentikan sementara sejumlah pembangunan infrastruktur.
"Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan secara ekonomi? Ini waktunya untuk menyetop semua proyek-proyek infrastruktur yang besar," sarannya.
Sementara itu, Fadjroel Rachman yang ikut dalam acara ILC hanya sempat tersenyum beberapa kali dan mencatat sesuatu di atas lembaran kertasnya.
Solusi dari Rizal Ramli