Virus Corona
Pengakuan Dokter RSUP Persahabatan yang Tangani Pasien Virus Corona, Ibarat Perang Dunia III
Pengakuan Dokter RSUP Persahabatan yang tangani pasien positif Virus Corona covid-19 di Indonesia, ibarat Perang Dunia III
TRIBUNKALTIM.CO - Pengakuan Dokter RSUP Persahabatan yang tangani pasien positif Virus Corona covid-19, ibarat Perang Dunia III.
Pengakuan mengejutkan disampaikan Dokter RSUP Persahabatan yang menangani pasien kasus Virus Corona di Indonesia.
Diketahui, perang melawan Virus Corona masih terjadi di Indonesia.
Sejauh ini sudah 308 kasus pasien positif Virus Corona di Indonesia yang 15 orang dinyatakan sembuh dan 25 orang meninggal dunia.
Bahkan Dokter RSUP Pershabatan mengungkapkan bahwa perang melawan Virus Corona ibarat Perang Dunia III.
Dokter Paru RSUP Persahabatan, dr. Mia Elhisdsi mengungkapkan bagaimana kesannya menangani pasien kasus Virus Corona dalam tayangan Rosi di KompasTV.
• Jakarta Sudah Capai 210 Kasus Positif Virus Corona, Anies Baswedan Instruksikan Ini ke Anak Buahnya
• Jokowi Minta TNI dan Polri Terlibat Rapid Test, Berikut 7 Arahan Presiden untuk Tangani Virus Corona
• Walikota Bogor Bima Arya Positif Virus Corona Sepulang dari Turki, Begini Penanganannya
Dilansir TribunWow.com, dari acara Rosi yang tayangan di Youtube KompasTV, kamis (19/3/2020), dr. Mia Elhisdi mengibaratkan kondisi yang dialami oleh negara di seluruh belahan di dunia, termasuk Indonesia seperti sedang menghadapi Perang Dunia III.
Khususunya ditujukan kepada tim medis yang bisa dikatakan maju paling depan dalam memerangi penyebaran Virus Corona.
Bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya
"Sepertinya dunia ini sedang berasama-sama berjuang melawan Covid-19," ujar dr. Mia Elhisdi.
"Jadi ini ibaratnya Perang Dunia III dan kami sebagai tenaga kesehatan itu sebagai garda terdepannya," ungkapnya.
Selain itu, dr. Mia Elhisdi mengaku mempunyai dua sisi baik dan buruk saat menjadi tenaga medis yang menangani Covid-19.
Sisi baiknya yaitu mendapatkan pengormatan tinggi dari semua masyarakat maupun pemerintah.
Sedangkan sisi buruknya jelas pada risiko yang akan diterima, yaitu bisa ikut terpapar Virus Corona.
"Jadi yang berbeda adalah bebannya, jadi kita betul-betul merasa itu amanah yang sangat berat, tapi di satu sisi kita merasa itu suatu kehormatan," jelasnya.