Virus Corona
Soal Virus Corona Stafsus Erick Thohir Kritik Kebijakan Anies Baswedan, Arya: Kita Tak Bisa Apa-apa
Soal Virus Corona Stafsus Erick Thohir kritik kebijakan Anies Baswedan, Arya Sinulingga: Kita tak bisa apa-apa
TRIBUNKALTIM.CO - Soal Virus Corona Stafsus Erick Thohir kritik kebijakan Anies Baswedan, Arya Sinulingga: Kita tak bisa apa-apa.
Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali membatasi transportasi umum, kembali menuai kritik.
Kali ini kritik datang dari Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Pasalnya, kebijakan Anies Baswedan membatasi transportasi umum demi mencegah Virus Corona, justru menimbulkan antrean.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan bagaimana dampak dari pembatasan jam operasional kereta rel listrik (KRL) di Jakarta.
• Via Instagram, Anies Baswedan Beber Kriteria Warga Jakarta Yang Berhak Ikut Rapid Test Virus Corona
• Darurat Virus Corona, Kemenhub Resmi Hapus Semua Program Mudik Gratis 2020, Budi: Sudah Diputuskan
Ia mengakui dengan adanya pembatasan jam operasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, justru terjadi penumpukan penumpang yang meningkatkan potensi penyebaran Virus Corona ( covid-19).
Dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (23/3/2020), awalnya Arya Sinulingga menjelaskan soal perbedaan jam operasional KRL sebelum, dan setelah dibatasi.
"Ketika dilakukan perubahan kebijakan, yaitu memperpendek operasionalnya KRL dari jam 4 pagi menjadi jam 6 pagi, tadinya jam 24 malam, jadi jam 20 malam," paparnya.
Arya Sinulingga mengatakan akibat diubahnya jam operasional KRL, orang-orang yang seharusnya bisa berangkat pada jam 4 pagi.
Harus menunggu masuk kereta yang berangkat pada jam 6 pagi, sehingga antrean pun mengular panjang.
"Itu akhirnya banyak penumpukan terjadi," katanya.
Ia mengatakan sebagian besar pengguna KRL adalah pekerja harian yang mau tidak mau harus bekerja di luar, dan tidak memiliki kendaraan pribadi.
Arya mengatakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah siap menambah gerbong agar tidak terjadi penumpukan penumpang.
Ia menilai kebijakan yang ditarget oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tidak tepat sasaran.
"Terus terang ini kita tidak bisa apa-apa," katanya.