Virus Corona

Serupa Social Distancing, Sosok Ini Desak Anies Baswedan Bubarkan PSBB di Jakarta Bila Tanpa Sanksi

Tak ada bedanya dengan social distancing, sosok ini desak Anies Baswedan bubarkan PSBB di Jakarta bila tanpa sanksi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
FOTO Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Beredar sepucuk surat Anies Baswedan yang terselip di bantuan paket sembako untuk warga DKI Jakarta, Jumat (10/4/2020). Surat itu berisi pesan menyentuh untuk bersama-sama memerangi wabah Virus Corona atau covid-19. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak ada bedanya dengan social distancing, sosok ini desak Anies Baswedan bubarkan PSBB di Jakarta bila tanpa sanksi.

Jakarta jadi daerah pertama di Indonesia yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajukan PSBB untuk meredam penyebaran Virus Corona atau covid-19.

Kendati demikian, banyak pihak menilai tak ada perubahan signifikan antara PSBB dan social distancing di Jakarta.

Pasca Jakarta diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pergerakan masyarakat dari luar Jakarta ke dalam Ibu Kota masih terpantau padat, khususnya mobilitas pada KRL.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai permasalahan penumpukan manusia terjadi bukan karena KRL yang nekat melanggar aturan.

Sri Mulyani Beber Dampak Terburuk Virus Corona, Kemiskinan, Jutaan Pengangguran, dan Ekonomi Minus

Sempat Berpolemik dengan Luhut, Said Didu Kini Sindir Ahok Soal Cashback Pertamina ke Ojek Online

Masalah tersebut justru terjadi karena kegiatan perkantoran di Jakarta masih berjalan seperti biasa saat PSBB belum diberlakukan.

Dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (13/4/2020), awalnya Agus bercerita tentang pengamatannya soal penerapan PSBB di Jakarta.

Ia menceritakan pada hari Minggu dirinya melihat penerapan PSBB masih berantakan.

Melihat hal tersebut, ia lalu berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kepala Dinas Perhubungan.

Agus lanjut bercerita dirinya melihat stasiun-stasiun justru sangat penuh.

Ia kemudian menjelaskan penyebab sebenarnya mengapa stasiun bisa dipenuhi banyak orang meskipun PSBB telah diberlakukan.

"Penyebabnya bukan karena KRL," kata Agus.

"Karena saya baca di media selalu penyebabnya KRL, bukan."

Agus mengatakan penyebab sebenarnya penumpukan penumpang di KRL adalah masih banyak perusahaan yang beroperasi seperti biasa.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved