Virus Corona
Beda dengan Prediksi BIN, Pakar UI Beber Kasus Virus Corona Bisa Tembus 2,5 Juta, Kematian 240 Ribu
Beda dengan Prediksi BIN, Pakar Epidemologi Universitas Indonesia beber kasus Virus Corona bisa tembus 2,5 juta, kematian 240 ribu
TRIBUNKALTIM.CO - Beda dengan Prediksi BIN, Pakar Epidemologi Universitas Indonesia beber kasus Virus Corona bisa tembus 2,5 juta, kematian 240 ribu.
Berbagai prediksi mengenai perkembangan kasus Virus Corona atau covid-19 di Indonesia berkembang.
Selain Badan Intelejen Negara atau BIN, para Pakar Epidemologi di Universitas Indonesia atau UI juga membuat prediksi.
Diketahui, saat ini Pemerintah Jokowi memilih opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk mencegah meluasnya sebaran Virus Corona.
Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) membuat model skenario untuk memprediksi jumlah kasus Virus Corona di Indonesia.
Adapun tim tersebut terdiri dari empat orang Pakar Epidemiologi yakni Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.
• Diisukan Rival di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Justru Berguru Ini ke Anies Baswedan - Ridwan Kamil
• Indonesia Tertinggi Jumlah Kasus dan Kematian Virus Corona Asean, Anies Baswedan Yakin Lebih Banyak
• Lampu Hijau Luhut Pandjaitan ke Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Beri Sanksi ke Perusahaan Saat PSBB
Mereka membuat berbagai macam prediksi, mulai dari prediksi jumlah kasus terinfeksi, kasus meninggal dunia, hingga prediksi jumlah kasus jika mudik lebaran tetap dilakukan.
Diprediksi capai 1,3 juta orang Tim FKM UI membuat prediksi jumlah kasus yang diukur berdasarkan tingkat intervensi pemerintah.
Tingkat intervensi yang digunakan mulai dari ukuran tanpa intervensi, intervensi ringan, moderat, hingga tinggi.
Salah satu Pakar Epidemiologi yang membuat model tersebut, Pandu Riono mengatakan, apabila pemerintah menerapkan intervensi moderat, jumlah pasien yang terjangkit covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,3 juta orang.
"Sekitar 1,3 juta total prediksi kasus yang butuh perawatan rumah sakit," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Intervensi moderat yang dimaksud yakni keadaan saat pemerintah telah melaksanakan tes massal, tetapi dengan cakupan yang rendah.
Bentuk intervensi moderat lain yakni menerapkan jaga jarak fisik dan sosial di masyarakat dengan menutup sementara tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan.
Misalnya sekolah atau pusat bisnis.
Namun, apabila pemerintah melaksanakan intervensi skala rendah atau mild intensity, jumlah pasien yang terjangkit covid-19 di Indonesia diprediksi melonjak mencapai 2,5 juta jiwa.
Intervensi rendah yang dimaksud misalnya mengedepankan sukarela masyarakat dalam penerapan jaga jarak fisik dan sosial serta membatasi kerumunan.