Virus Corona

Kabar Terbaru, Virus Corona di Wilayah Khofifah Beda dengan Wuhan dan Eropa, Perhatikan Gejalanya

Ada kabar terbaru, Virus Corona di wilayah Khofifah Indar Parawansa beda dengan Wuhan dan Eropa, perhatikan gejalanya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
WHO rilis alat pendeteksi gejala covid-19, sanggup lacak jejak pasien Virus Corona, simak kecanggihannya 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar terbaru, Virus Corona di wilayah Khofifah Indar Parawansa beda dengan Wuhan dan Eropa, perhatikan gejalanya.

Virus Corona atau covid-19 tampaknya terus bermutasi.

Hal ini terlihat dari gejala yang berbeda pada pasien covid-19 di Jawa Timur, yang berbeda dengan lainnya termasuk di Wuhan China maupun di Samarinda.

Di wilayah Khofifah Indar Parawansa, pasien covid-19, tidak mengalami gejala demam tinggi maupun sesak nafas.

Mayoritas gejala klinis yang dialami oleh pasien covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur berbeda dengan yang ada di Eropa maupun di Wuhan, China.

Jika di Eropa, Amerika dan China, mayoritas gejala penderita covid-19 adalah demam dengan suhu badan di atas 38 derajat Celcius dan sesak nafas.

Peraih Nobel Kedokteran Beber Fakta Menakutkan Covid-19, Pandemi 2 Tahun, Muncul Lagi di Momen Ini

 Di ILC, Ali Ngabalin Skakmat Geisz Chalifah, Beber Jokowi Musuhi Anies, Karni Ilyas Tak Tinggal Diam

 Surabaya Penyumbang Kasus Virus Corona Terbanyak di Wilayah Khofifah, Risma Beri Jawaban Menohok

Namun di Jawa Timur, mayoritas penderita covid-19 mempunyai gejala batuk dan pilek.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan perbedaan gejala ini disebabkan karena tipe virus Sars Cov 2 yang menyerang juga berbeda.

Joni menjelaskan tipe virus Sars Cov 2 bermacam-macam mulai dari A, B, dan C.

"Di asia tenggara mayoritas sel virusnya tipe B beda dengan tipe A yang menyerang negara lain," kata Joni, Rabu (13/5/2020).

Joni menjelaskan banyaknya jenis atau tipe virus ini karena Virus Corona terus bermutasi untuk berkembang.

Joni menjelaskan banyaknya jenis atau tipe virus ini karena virus terus bermutasi untuk berkembang.

"Asal induknya 1 tapi bermutasi, dia tidak bisa beranak jadi dia memecah diri untuk beranak pinak," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved