Virus Corona
CIA Beber Tuduhan Serius ke Xi Jinping, Intelejen Donald Trump Temukan Bukti Baru Kecurangan China
CIA beber tuduhan serius ke Presiden Xi Jinping, Intelejen Donald Trump temukan bukti baru kecurangan China
TRIBUNKALTIM.CO - CIA beber tuduhan serius ke Presiden Xi Jinping, Intelejen Donald Trump temukan bukti baru kecurangan China.
Hubungan Amerika Serikat dan China makin memanas akibat pandemi Virus Corona atau covid-19.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulangkali membeber klaim bukti yang dimilikinya terkait kesalahan China yang mengakibatkan pandemi covid-19.
Terbaru, CIA menuding kecurangan Presiden China Xi Jinping, soal peralatan medis.
Badan Intelijen Pusat AS ( CIA) meyakini, China berusaha menghalangi Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan virus corona sebagai wabah.
Sebab, berdasarkan laporan yang diungkap dua sumber intelijen, Negeri "Panda" saat itu tengah menimbun peralatan medis dari seluruh dunia.
• Blak-blakan ke Refly Harun, Amien Rais Beber Jokowi - Luhut Bertanggung Jawab Atas Kekacauan Negara
• Airlangga Hartarto Bocorokan Alasan Jokowi Naikkan Lagi Iuran BPJS Kesehatan, Begini Nasib Kelas III
• Seperti HIV, covid-19 tak Bisa Hilang, WHO Ingatkan Belajar Hidup dengan Corona, Perhatikan Hal Ini
Dalam pemberitaan yang dipublikasikan Newsweek, disebutkan China mengancam tidak akan bekerja sama dalam investigasi virus corona jika WHO mengumumkannya sebagai wabah.
Ini adalah laporan kedua dari telik sandi negara Barat, dan berpotensi memanaskan hubungan dengan China di tengah pandemi yang membunuh hampir 295.000 orang di Bumi ini.
Laporan pertama tudingan terhadap Beijing itu dibuat oleh intelijen Jerman, dan dimuat oleh harian ternama setempat, Der Spiegel pekan lalu.
Dilansir Selasa (12/5/2020), laporan itu menyebutkan Presiden Xi Jinping sendiri yang menekan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada 21 Januari.
Badan kesehatan di bawah PBB itu membantah sudah diintervensi, berdasarkan keterangan dari juru bicara Christian Lindmeier.
Namun, dia menolak menjawab terkait pertanyaan apakah Beijing berupaya menunda atau mungkin mengubah pengumuman Kepedulian Internasional mengenai Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEIC).
Lindmeier menerangkan, selama wabah, organisasinya bergerak berdasarkan mandat mereka yang merujuk kepada bukti ilmiah untuk melindungi warga dunia.
"WHO mendasarkan rekomendasinya berdasarkan sains, data, nasihat pakar independen, maupun penerapan dari kesehatan publik," tegas Lindmeier.
Dia menegaskan, Dr Tedros tidak bertemu Xi Jinping pada 21 Januari, melainkan 28 Januari di Beijing.