Virus Corona

Bukan Ekonomi, Ali Ngabalin Beber Alasan Sederhana Jokowi Buat Fase New Normal, Singgung WHO

Bukan Ekonomi, Ali Mochtar Ngabalin beber alasan sederhana Jokowi buat fase new normal, singgung keterangan WHO

Editor: Rafan Arif Dwinanto
YouTube Indonesia Lawyers Club
Soal tudingan Pemerintah tak konsisten, di acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ) Ali Ngabalin beri jawaban, tidak hanya Indonesia, dunia juga kalang kabut. 

TRIBUNKALTIM.CO - Bukan Ekonomi, Ali Mochtar Ngabalin beber alasan sederhana Jokowi buat fase new normal, singgung keterangan WHO.

Rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi membawa Indonesia ke fase new normal menuai reaksi publik.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden atau KSP, Ali Mochtar Ngabalin pun membeberkan alasan sederhana dibalik kebijakan itu.

Diketahui, sebelumnya Jokowi memilih opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk mencegah penularan Virus Corona atau covid-19.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin membeberkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik rencana new normal.

Dilansir TribunWow.com, pria yang kerap disapa Ngabalin itu menyatakan Jokowi menginginkan semua rakyat tak kelaparan saat menjalani hidup di tengah pandemi Virus Corona.

 Surabaya Dicap Wuhan, Walikota Risma Menangis Saat Terima Bantuan dari Intelejen, Tak Mau Kecolongan

 Resmi, Saingan Gibran Putra Jokowi di Pilkada Solo dari PDIP Undur Diri, Achmad Purnomo Beber Alasan

 Bukan Juli, Ikatan Guru Indonesia Sarankan Sekolah Buka Lagi di Bulan Ini, Lebih Aman dari covid-19?

Menurut Ngabalin, di balik rencana new normal, Jokowi juga enggan melihat semakin banyak rakyat yang terpapar Virus Corona.

Melalui kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (28/5/2020), Ngabalin menyebut pemerintah sudah mempertimbangkan betul kebijakan melaksanakan new normal.

Ia menjelaskan, bahkan pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan demi memnbuat kehidupan lebih baik dengan new normal.

"Saya pastikan bahwa tidak mungkin satu kebijakan yang diambil pemerintah itu tanpa ada pertimbangan, baik dari pertimbangan peneliti, ahli dan lain-lain," ujar Ngabalin.

"Termasuk di antaranya adalah kesiapan rumah sakit, kemudian tadi surveillance, seberapa jauh kekuatan pemerintah dalam melakukan tes spesimen."

Lantas, Ngabalin menyinggung soal pernyataan World Health Organization ( WHO) soal penemuan vaksin dan obat Virus Corona.

Ia menyebut, penemuan vaksin dan obat Virus Corona memerlukan waktu hingga lebih dari dua tahun.

"Kemudian juga ada hal yang paling terpenting itu begini, kita kan mendapatkan pengumuman informasi yang disampaikan organisasi kesehatan dunia terhadap vaksin dan obat yang kemungkinan tidak dalam satu dua minggu ditemukan," kata Ngabalin.

"Tapi dua tahun sampai dua tahun depalan bulan begitu informasinya."

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved