Virus Corona
ILC, Anies Baswedan Beber Penyebab Rekor Kasus Virus Corona Tertinggi Jakarta di Masa PSBB Transisi
Di acara ILC, Anies Baswedan beber penyebab rekor kasus Virus Corona tertinggi Jakarta di masa PSBB transisi
TRIBUNKALTIM.CO - Di acara ILC, Anies Baswedan beber penyebab rekor kasus Virus Corona tertinggi Jakarta di masa PSBB transisi.
Jakarta saat ini dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi.
Namun, justru terjadi lonjakan rekor baru penamabahan kasus Virus Corona atau covid-19 di Jakarta.
Di acara Indonesia Lawyers Club yang dipandu Karni Ilyas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan musabab terjadinya rekor lonjakan kasus covid-19.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan alasan mengapa terjadi rekor lonjakan kasus baru Virus Corona.
Pernyataan Anies menyusul data kasus baru covid-19 pada Selasa (10/6/2020), yang memaparkan terdapat 234 kasus baru di DKI Jakarta.
• Bukan 2, Indonesia Bahkan Terancam Gelombang III Virus Corona, Pakar Epidemiologi Ingatkan Hal Ini
• Arab Saudi Tetap Gelar Ibadah Haji 2020 di Masa Pandemi Virus Corona, Ada yang Beda dari Sebelumnya
• Daftar Lengkap 84 Jenderal Baru, 74 Brigjen TNI AD, 3 Laksma TNI AL, 7 Marsma TNI AU
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa.
Anies Baswedan menjelaskan bahwa pihakya memang akan memperbanyak pengujian.
Sehingga, ia mengakui bahwa hal itu membuat lonjakan kasus baru.
"Nah proses dalam satu minggu ini kita juga, atau satu bulan ini kita juga mengaktifkan proses deteksi kepada masyarakat yang punya potensi penularan covid."
"Jadi kalau Bang Karni lihat angka hari ini itu termasuk tinggi, jadi hari ini itu penambahan kasus ada 234 kasus," jelas Anies.
Anies Baswedan mengungkapkan, angka tersebut menjadi rekor jumlah kasus baru terbanyak di Jakarta sejauh ini.
Namun, ujarnya, angka kasus baru itu bukan karena ada penularan baru.
"Ini rekor terbanyak di Jakarta, sebelumnya 16 April itu 223 kasus."
"Tetapi perlu saya sampaikan di sini, angka tertinggi hari ini itu bukan berarti selama ini ada lonjakan kasus seperti yang dibayangkan," jelasnya.