Korban PPDB di Wilayah Anies Baswedan, Pelajar Yatim Piatu Peraih Ratusan Penghargaan Putus Sekolah

Editor: Syaiful Syafar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aristawidya Maheswari (15) jadi korban PPDB 2020 di wilayah Anies Baswedan. Karena gagal terakomodir, pelajar yatim piatu peraih ratusan penghargaan ini akhirnya putus sekolah.

"Rasanya sedih juga, tapi senangnya, aku bisa meluangkan waktu untuk melukis, mengajar, dan lebih banyak waktu berbagi di RPTRA," katanya.

Saat ini, Arista memiliki aktivitas rutin mengajar lukis di RPTRA Cibesut, Jaka Berseri, Jaka Teratai, dan Yayasan Rumah Kita.

Selain berbagi ilmu melukis kepada anak jalanan, perempuan yatim piatu yang mengidolakan pelukis Basuki Abdullah itu juga memiliki murid dari kalangan anak-anak perumahan di sekitar RPTRA.

"Kalau di RPTRA itu sifatnya sosial, tidak ada biaya, kecuali yang privat panggilan ke rumah di dekat RPTRA, ada untuk uang jajan saya," ucapnya.

Baca juga: Tak Main-main, Mahfud MD Ungkap Kerja Senyap Yasonna Laoly di Balik Penangkapan Maria Pauline Lumowa

Baca juga: Sah! Kasmidi Bulang Jabat Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur

Baca juga: Di Mata Najwa, Anggota DPR Anak Buah Prabowo Dicecar Najwa Shihab soal RUU PKS hingga Singgung Gaji

Baca juga: Gagal PPDB DKI Jakarta 2020? Orangtua Jangan Langsung Panik, Bisa Lakukan Ini Mencegah Siswa Depresi

Adapun untuk bersekolah di swasta, Arista terbentur dengan biaya.

Putri dari pasangan Triyo Nuryamin dan Armeisita Nugraha Riska itu berstatus yatim piatu sejak usia dua tahun setelah orangtuanya meninggal pada kurun 2010 dan 2012.

Peraih lebih dari 700 penghargaan sejak usia TK dan SD itu gagal di jalur prestasi PPDB 2020 karena sistem mensyaratkan penghargaan lomba diraih maksimal tiga tahun terakhir. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Lolos PPDB Jakarta, Pelajar Peraih Ratusan Penghargaan Akhirnya Putus Sekolah", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/09/06003931/tak-lolos-ppdb-jakarta-pelajar-peraih-ratusan-penghargaan-akhirnya-putus

Berita Terkini