Video tersebut, jelas Syahrul, direkam di dalam mobil dengan latar suasana siang hari.
Pria berinisial D bertindak sebagai sopir.
Di sebelahnya terlihat seorang pria lain mengenakan jaket merah.
Pria 60 tahun itu sebenarnya sempat menegur D saat melintas di depan warungnya.
Namun, D menjawab seadanya sambil memegang handphone dan meletakkan di telinga kirinya.
"Karena saya tahu dia orang asing, makanya saya tanya mau ke mana? Dia cuma bilang ke atas. Dia sambil terima telepon pakai tangan kiri," tutur Syahrul.
Selain D, ada satu pria lagi yang melintas di depan warung Syahrul di malam terbunuhnya Yodi Prabowo.
Pria tersebut muncul sekitar 20 menit setelah D menapaki Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan.
Kalau yang kedua ini nggak terlalu kelihatan mukanya, soalnya dia tutupin pakai jaket kupluk warna hijau," kata Syahrul.
Setelah sekitar 200 meter dari warungnya, pria tersebut sudah tidak terlihat lagi.
Dikira Pencuri
Mulanya, Syahrul mengira kedua pria itu merupakan pencuri yang mengincar sepeda motor warga.
Sampai akhirnya ia mendengar kabar tentang penemuan jenazah Yodi Prabowo di pinggir tol JORR pada Jumat (10/7/2020).
Hati Syahrul tidak tenang. Ia merasa mesti melaporkan soal dua pria yang mencurigakan.
"Saya harus lapor, dalam hati bilang begitu. Akhirnya hari Sabtu (11/7/2020) saya lapor ke Pak RW, baru habis itu ke Polsek (Pesanggrahan)," ujar dia.
Sang pacar kaget dengar pengakuan pemilik warung
Berita terbaru, Penjaga warung bernama Syahrul mengaku pernah melihat pria mencurigakan melintas di Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan pada Rabu (8/7/2020) pukul 02.00 WIB, diduga waktu Editor Metro TV Yodi Prabowo tewas.
Polisi menaksir waktu kematian Yodi Prabowo pada pukul 00.00 sampai pukul 02.00 WIB.
Menurut Syahrul, pria asing yang melintas di depan warungnya itu mengenakan setelan kantoran dan posturnya agak kurus.
"Dia pakai kemeja krem (lengan) pendek, celana bahan warnanya kayak gitu (cokelat), terus pakai kacamata," ujar Syahrul.
Warga berinisial DV yang ikut dalam olah TKP kasus pembunuhan Yodi Prabowo, pada Senin (20/7/2020) menceritakan Syahrul diperlihatkan sebuah video.
Video itu diperlihatkan saat Syahrul, kekasih Yodi Prabowo Suci Fitri Rohma, dan beberapa saksi lainnya diajak polisi ke sebuah restoran di bilangan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kepada TribunJakarta.com, DV mengatakan video tersebut merekam pria berkacamata yang diduga merupakan sosok yang melintas di depan warung Syahrul.
"Pak syahrul kan cerita yang dia lihat kan orangnya tinggi, kurus, terus pakai kacamata. Terus dikasih unjuk video sama polisi itu kan," ucap DV kepada TribunJakarta.com.
Tak cuma Syahrul, kekasih Yodi Prabowo, Suci Fitri Rohma juga ikut menonton video tersebut.
Syahrul kemudian mengatakan pria di video tersebut sama dengan yang ia lihat di malam terbunuhnya Yodi Prabowo saat melintas di depan warung di Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan.
DV menambahkan video pria berkacamata itu didapatkan dari ponsel Suci Fitri Rohma.
"Ternyata benar yang Pak Syahrul lihat sama di video itu sama," ujar DV.
"Videonya dapat dari Suci juga sih. Terus pas dilihat kan sama Pak Syahrul, 'iya ini benar yang saya lihat'," imbuhnya.
Menurut DV saat mendengar pengakuan Syahrul, Suci Fitri Rohma langsung terkejut.
Ia bahkan berusaha memastikan kebenaran pengakuan Syahrul.
"Si Suci kaget kan. 'Itu emang dia yang dilihat?' Dia kayak muka bingung, kaget. Ya enggak tahu sih," jelas DV.
"Pokoknya yang saya lihat ya itu. Saya komunikasi sama dia, saya dampingin dia pas di sana sama di sini (lokasi olah TKP di Jalan Inspeksi Kali Pesanggrahan, red)," imbuhnya.
Peristiwa tersebut terjadi saat DV mendampingi Suci, beberapa saksi lain, dan polisi makan di sebuah restoran di bilangan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
DV bercerita Suci mengaku pria berkacamata di video yang ada di ponselnya merupakan D.
Menurut informasi yang TribunJakarta.com dapatkan, D masuk dalam daftar saksi yang sudah dimintai keterangan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjawab diplomatis saat disinggung apakah D menjadi saksi dalam kasus pembunuhan Yodi Prabowo.
"Itu sudah masuk ranah penyidikan, enggak boleh," ungkap Yusri di Polda Metro Jaya pada Rabu (22/7/2020) sore.
Pakar Duga Bunuh Diri
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan ada beberapa kalimat atau pernyataan seseorang yang merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri.
Ia mencontohkan, misalnya pernyataan "Kalau nanti aku enggak ada, kamu sedih enggak?"
"Orang awam barangkali menganggap sepele perkataan semacam itu. Tapi dari perspektif psikologi, kalimat tersebut merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri," kata Reza, kepada Warta Kota (grup TribunJakarta), Rabu (22/7/2020).
Pemikiran semacam ini katanya sama sekali tidak boleh dianggap enteng.
"WHO, misalnya, menyimpulkan bahwa sekitar 60 persen transisi dari pemikiran tentang bunuh diri ke rencana bunuh diri lalu berlanjut ke langkah bunuh diri, berlangsung dalam kurun 12 bulan sejak pemikiran itu muncul untuk pertama kalinya," papar Reza.
Cepatnya proses transisi itu, menurut Reza, mengirim pesan bahwa masyarakat harus lebih serius menyikapi perkataan tentang bunuh diri yang dikemukakan siapapun.
"Seperti otoritas penerbangan yang tidak menoleransi ucapan 'bom'. Siapa pun juga perlu menyemangati orang-orang dengan suicidal ideation untuk selekasnya mencari bantuan medis dan psikis," kata Reza.
Masyarakat yang lebih paham pentingnya keseriusan menyikapi suicidal ideation katanya akan menjadi protective factor bagi tercegahnya aksi bunuh diri.
"Dikaitkan ke kasus editor media, kita tentu berduka atas kejadian dimaksud. Tinggal lagi investigasi polisi, seberapa jauh suicidal ideation akan dicermati sebagai salah satu arah penyelidikan guna mengungkap kasus meninggalnya sang editor," kata Reza.
(tribunjakarta/wartakota)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Fakta-fakta Terbaru Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Pakar Ungkap Dugaan Bunuh Diri