Merah Putih Berkibar di Atas Puing-puing Kampung yang Terbakar, Ini Cerita Relawan Bersama Anak-anak
Pengungsi itu menempati tenda darurat yang dindingnya terbuat dari daun kelapa diikat pada bilah bambu. Mereka tidur beralas tikar dan beratap terpal
TRIBUNKALTIM.CO, WAIKABUBAK – Anak-anak itu membawa bendera yang terikat pada ujung sebatang kayu berlari ke lokasi kampung yang terbakar lalu menancapkan tiang itu di tempat itu. Lalu mereka memberi penghormatan kepada sang merah putih.
Warga Kampung Adat Situs Deke, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terdampak bencana kebakaran masih tinggal di tenda pengungsian.
Sudah seminggu lebih, pengungsi itu menempati tenda darurat yang dindingnya terbuat dari daun kelapa diikat pada bilah bambu. Mereka tidur beralas tikar dan beratap terpal berukuran sekitar 5x6 meter.
Berdasarkan data yang dikirim Camat Lamboya Daud Eda Bora, terdapat 18 balita, 11 murid sekolah dasar ( SD), 16 siswa sekolah menengah pertama ( SMP), dan 12 pelajar sekolah menengah atas ( SMA), di Kampung Deke.
Baca juga; HUT ke-75 RI, Bendera Merah Putih Raksasa Dipasang KPA Penajam Paser Utara di Bukit Sembina Paser
Sekretaris Yayasan English Goes to Kampung (EGK) Jervin Here memiliki pengalaman menarik selama mendampingi para pengungsi, khususnya para pelajar.
Jervin terkesan saat merayakan HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) bersma anak-anak di pengungsian. Ia bersama beberapa relawan EGK menyambangi lokasi pengungsian pada Minggu (16/8/2020) sore.
Mereka merayakan kemerdekaan bersama anak-anak di sana. Upacara sederhana itu sengaja diselenggarakan pada 16 Agustus 2020. Hal itu karena para relawan memiliki kegiatan lain pada 17 Agustus.
“Kalau tanggal 17 Agustus kan teman-teman pada sibuk. Karena kami relawan, kami juga punya pekerjaan masing-masing. Jadi ada yang PNS, ada yang mengajar, dan lain lain,” kata Jervin saat dihubungi, Senin (17/8/2020).
Jervin mengungkapkan, dalam kegiatan itu relawan EGK menjelaskan sejarah kemerdekaan Republik Indonesia kepada anak-anak. Relawan juga menceritakan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan.
Baca juga; Semarak HUT RI ke-75, Wabup Berau Agus Tantomo Kibarkan Sang Merah Putih di Bawah Laut Maratua
Relawan dan anak-anak juga menyanyikan lagu-lagu nasional. Acara diakhiri dengan penghormatan kepada bendera merah putih. Dalam video yang dikirimkan Jervin, tampak anak-anak sangat antusias dalam perayaan tersebut. Mereka mengenakan pakaian sederhana.
Anak-anak itu bersemangat menyanyikan lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" yang diciptakan Liberty Manik. Mereka bernyanyi bersama relawan. Usai bernyanyi, segerombolan anak-anak berlari perlahan menuju bekas kampung mereka yang tidak jauh dari lokasi pengungsian.
Salah satu di antaranya memegang tiang kayu yang sudah diikat bendera merah putih. Tiang bendera ditancap di atas puing-puing rumah yang sudah hangus terbakar. Anak-anak Deke memberikan hormat kepada bendera merah putih di tengah kampung yang telah hancur. “Dirgahayu Indonesia-ku,” ujar anak-anak Kampung Deke.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Relawan Rayakan Kemerdekaan Bersama Anak-anak Pengungsi Kebakaran Kampung Deke"